Menulislah,
terus menulis, kumohon.
Karena aku merasa begitu rapuh jika kau benar-benar
hanya diam,
Setidaknya, biarkan aku tau apa yang ada dipikiranmu,
Di saat aku
tidak tau apa yang ada dipikiranmu, walau aku ingin takdirku adalah kamu..tapi
aku merasa itu bukanlah takdirku yang sesungguhnya. Aku sedang merasa seperti
berkejaran dengan takdirku yang sesungguhnya dan itu bukan kamu. Seperti berlari
dari takdir yang lain yang selalu berusaha menjajariku. Seberapapun aku selalu naik
ke anak tangga yang lebih tinggi, dan kadang aku mengajakmu juga ikut, sesuatu yang seperti menjadi takdirku itu
selalu saja bisa menjajari kita, berdiri di tempat yang sama di anak tangga
yang sedang kita pijak. Bahkan terkadang tanpa kusadari, dia berhasil
menjajariku sebelum aku sempat untuk mengajakmu naik. Seperti sedang terus berusaha berlari
menghindari takdir yang sesungguhnya. Ya, seperti itu.kira-kira, seperti itu
rasanya. Seperti berlari di pantai
setiap ada tepian air yang terhempas ke pasir pantai...pada akhirnya akan kena
juga, bahkan ia berhasil ‘melangkah’ lebih jauh, merendam seluruh kakiku
sehingga aku tidak bisa lagi berkutik dan berdaya.
Maafkan
aku berkata seperti ini, bagaimana ya menjelaskannya padamu. Mungkin seperti
main puzzle.
Kau tau, ada dua peristiwa yang mungkin kau alami saat bermain puzzle;
Peristiwa pertama,yaitu suatu saat di mana kau mengambil sebuah potongan
puzzle,lalu kau letakkan potongan itu di sebuah tempat pada papan puzzle yang
kosong..namun ternyata kurang pas tempatnya. Kau pun lalu mengambil potongan
yang lain dan potongan lainnya lagi, mengambil bentuk potongan yang berbeda
sampai pas pada tempatnya. terus begitu, mengubah bentuk puzzle agar sebisa mungkin cocok. Banyak usaha yang harus kau lakukan untuk bisa
mendapatkan bentuk yang pas untuk ditempati.
Peristiwa kedua, yaitu ada kalanya kau terkejut karena
suatu waktu kau mengambil sebuah potongan puzzle dan ketika kau letakkan di
atas papan puzzle yang kosong kemudian PAS! langsung pas, tanpa perlu mengubah bentuk puzzle yang kau miliki. Senangkah ketika hal itu terjadi? Aku
ragu jika ada yang kemudian meninggalkan permainan puzzle nya karena kecewa,”kenapa
saya dapat kepingan puzzle yang selalu pas???!”.
Jika puzzle-puzzle itu mungkin dapat
diibaratkan dengan kehidupanku... maka kepingan puzzle adalah setiap orang yang datang ke
kehidupanku, dan papan puzzle yang kosong adalah diriku.
Bisakah
kau mengetahui apa yang kumaksud? Bagaimana aku bisa menyebutnya ‘takdir’ sama
seperti aku menyebut dirimu. Bedanya, kau adalah takdir yang kuharapkan, dan
dia adalah takdir yang tidak bisa kuhindari dan tidak bisa kubenci. Dia, sepertinya
-->datang kembali. Lalu aku merasa takut. Takut karena memang benar,apa
yang dilakukannya selalu saja dan selalu saja sesuai dengan apa yang kuharapkan
ada pada dirimu. Namun, aku juga
tau,.bisa jadi takdirku bukan salah satu di antara kalian. Karena aku tidak
pernah tau bagaimana kelak kehidupan akan berjalan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar