Indias Nurul Aini

Foto saya
“Jangan Percaya Saya” Saya adalah seorang gadis kecil yang suka berbohong Kalau saya pinokio, maka hidung saya pastilah akan bertambah panjang tiap kali saya tersenyum dan tertawa sambil berkata,”hahaha saya baik-baik saja ^___^ “ dan kalau rahasia bisa diuangkan, pastilah saya sudah kaya raya

Selasa, 04 Desember 2012

Hakikat Manusia


Saya membaca tentang hakikat manusia yang diulas dalam sebuah buku yang berjudul Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah yang ditulis oleh  Jasiman,Lc.

Dari beberapa hakikat manusia yang disebutkannya, saya tertarik dengan salah satunya yaitu hakikat manusia sebagai Mukhayyar. Mukhayyar diambil dari kata Khiyar yang artinya memilih. Jadi, Mukhayyar artinya hakikat manusia adalah sebagai pemlih, memiliki kemampuan sekaligus kebebasan untuk memilih. Allah memang memberikan keistimewaan pada manusia berupa akal dan hati. Manusis menjadi makhluk pilihan hingga ia bebas memilih dan menentukan nasibnya sendiri. Akal dan kebebasan ini sebenarnya adalah ujian. 

Bila ia menggunakan akal dan hatinya dengan baik maka ia akan beriman kepada Allah.
Hakikat manusia sebagai mukhayyar. Pun ketika ia sedang jatuh cinta. Cinta kepada yang lain harus dalam kerangka cintaNya. Untuk setiap hamba yang beriman, ini adalah harga mutlak. Tak bisa ditawar. Tak apa. Saya tau itu sulit, namun menjadikannya mudah atau sulit adalah pilihan. Jika mengingat bahwa memang hidup di dunia adalah tempatnya kita diuji, seharusnya setiap hal yang terjadi akan menjadi mudah, lawanlah dan hadapilah dengan sebuah ketaatan. Balasan dari setiap ketaatan adalah syurga.


Hidup di dunia, syurgalah yang sebenarnya kita cari.
Bukan harta, bukan pasangan hidup ataupu jodoh (eh,sama aja ya? -___-)
Jadi, tau kan apa yang harus kau lakukan ketika seseorang mencintaimu dan kau pun mencintainya?

Itu sebuah ujian hidup jika memang belum saatnya kita mencintai.
Jangan sampai terjerumus. Ah, andaikan saya sekarang sedang bisa untuk shalat, saya akan shalat dan membaca Al-Quran agar selalu bisa mengingatNya ketika saya mengingat makhluknya yang lain. Saya rindu masjid, saya ingin shalat berjamaah di sana. . . Tapi sedang tidak bisa. Jadi, saya memilih untuk membaca-baca buku yang bisa mengisi hati saya dengan lebih baik daripada saya mengisinya dengan hal-hal lain.


Ya Allah, jadikan Al- Quran sebagai pelipur gundah gulana kami, menjadi musim semi di hati kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar