Indias Nurul Aini

Foto saya
“Jangan Percaya Saya” Saya adalah seorang gadis kecil yang suka berbohong Kalau saya pinokio, maka hidung saya pastilah akan bertambah panjang tiap kali saya tersenyum dan tertawa sambil berkata,”hahaha saya baik-baik saja ^___^ “ dan kalau rahasia bisa diuangkan, pastilah saya sudah kaya raya

Minggu, 02 Desember 2012

Olie

Keramahan itu ibarat oase di tengah padang pasir. Bertemu orang yang ramah, bagai menemukan kehidupan di dalam kehidupan.


Bukankah begitu? ^^
Di bumi ini, berjubel orang-orang yang berebut 02 di atasnya. Di atas jalan yang setiap hari kita lalui saat pergi kuliah,tentunya saya bukan satu-satunya orang yang menggunakan jalan di saat itu bukan? Di samping saya, ada mahasiswa sebaya yang juga sedang menaiki motor nya sambil sesekali melirik ke arah jam tangan di pergelangan tangannya. Di perempatan, mungkin juga bertemu Pak Polisi atau Pak satpam UGM yang membantu menyeberanngkan pejalan kaki. Nah, itu dia! Pejalan kaki. Mereka berjalan bergerombol, sama-sama ingin menyeberang. Menyandang tas yang sama berat, mengemban amanah yang sama pada hari itu untuk belajar. Kadangkala saya juga berpapasan dengan seorang bapak yang sedang dalam perjalanan mengantar dua anaknya yang masih SD dengan motor,mereka saya temui biasanya ketika saya berangkat kuliah sebelum jam 7 pagi. Tak jarang, bertemu dengan ibu-ibu kantoran yang dengan riang mengklakson setiap kendaraan yang ada di depannya. Mungkin itu hobi rutinnya di pagi hari. Hmmm...
Ya, memang banyak orang yang saya jumpai dalam sehari. Saat berangkat kuliah, saat di kampus (ada bapak tukang sapu, ada bapak tukang parkir, ada bapak laboran, ada mahasiswa, ibu dan bapak dosen, etc). Saat hari minggu, bertemu ibu penjual jamur, penjual tahu petis, bapak penjual sarapan, mbak erna penjual sarapan keliling, pak satpam kantong parkir fakultas filsafat, bapak penjualir dompet, agan-agan pengamen, nenek peminta-minta, mas penjual batagor,, bapak-bapak prtugas sunmor keliling,..(Ini mau cerita apa sih??? XD)
Hari minggu ini, saya seperti biasa pergi ke sunmor, tapi agak berbeda dari biasanya. Biasanya sayya pergi ke tempat Rosi pakai motor, lalu tinggal tancap gas bersamanya sambil membawa tenda. Nah, hari ini saya ke tempat rosi naik sepeda. Pukul 6 pagi, menggoes sepeda. Rasanya? Wahhhhh jangan tanya!  It was so.......hmmmm.....^____^
Olie. Itu nama untuk Si Manis Ungu Putih yang saya miliki. Makhluk manis dengan keranjang yang dulu selalu menemani saya kemana saja. Hanya dia satu-satunya yang bisa memberikanku angin sejuk ketika bepergian. Kalau naik motor, saya selalu pakai helm..dan tidak merasakan hembusan angin sesegar saya naik sepeda.
Dulu, waktu bersama Olie...saya sering menginginkan punya motor dan selalu naik motor. Tapi ternyata setelah hal itu terjadi, saya kembali merindukan Olie, dan saya benar-benar merasakan bahwa hari-hari saya lebih indah bila bersamanya.
Hari ini, pertama kalinya saya pergi dengan Olie lagi...tapi dia sudah tidak seperti dulu. Sudah banyak mur yang lepas dan kendor. Sedih sekali melihatnya.. Saya sebenarnya agak kasihan dengannya, bukan tidak mau menaikinya karena malu..tapi lebih karena saya kasihan padanya. Ibarat manusia, kondisi nya sedang tidak baik, bagaimana mungkin saya mengendarainya...
Tapi karena hari itu saya butuh sekali untuk pergi ke sunmor, saya tetap menaikinya dengan harapan setelah pulang dari sunmor saya akan mampir ke bengkel sepeda langgangan saya dulu. Ya, dulu. Waktu Olie masih rajin saya rawat dan jadi makhluk paling menawan di garasi rumah.
Pulang dari sunmor,..ternyata bengkel sepeda nya tutup. Mungkin libur di hari minggu. Akhirnya saya menuju pulang ke rumah, dan saat di tikungan...saya melihat ada bengkel motor. Beberapa hari lalu saya sempat mampir di sana memperbaiki lampu motor, dan bapaknya cukup perhatian dan baik. Dan saya harap, Si Bapak mau memperbaiki Olie walaupun sedikit saja >_< semoga bapak itu juga sayang Olie.
“Bapak.... “ , sapa saya pada Si Bapak yang sedang sibuk di dalam mengutak ngutik sesuatu. Bapak itu melihat saya yang nyengir di ambang pintu. Sekilas, bapak itu melihat saya lalu meneruskan kembali pekerjaannnya sebentar.
“Ah, ya mbak..ada apa mbak?”, katanya.
“Ini Pak..sepeda saya....mau di pasang mur, bisa gak Pak..”, emmm spertinya saya sedikit mengiba pada saat itu. Hehe
“Oh..mur saja. Bisa mbak...bisaaa. Saya lihat dulu yaaa”
Gyaaaaaaa! saya berbinar seketika. Alhamdulilaaaaah......:D
Bpak itu langsung berjongkok dekat sepeda saya, memeriksa Dan dengan riang saya duduk di bangku kecil tak jauh di dekatnya. Mengamati tiap detail kerusakan Olie.Si Bapak banyak berkomentar betapa banyak mur yang kendor dan gampang dilepas. Huhuuu iya Pak...dia sudah tidak pernah kurawat lagi sih. T__T sedih rasanya mendengar ‘diagnosa’dari Si Bapak. Lalu saya jadi bercerita pada Bapak itu tentang Olie yang usianya sudah hampir 4 tahun. Olie kubeli dari waktu saya semester satu. Lalu Si Bapak juga bercertita tentang di mana rumahnya, berapa anaknya,, kuliah di mana anaknya, kesukaaan anaknya yang laki-laki adalah di bidang otomotif.. Si Bapak sendiri lebih ke spesialis shockbeaker, bukan mesin. Si Bapak tertawa ketika saya ditanya apa saya tau beda shockbeaker dan mesin2 motor. Dan dengan polos saya bilang tidak tahu. Lalu beliau menjelaskan sedikit tentang hal itu. Beliau juga bertanya asal saya darimana, mengomentari logat saya yang jauh dari logat jawa. Malah saya jadi curhat tentang bagaimana saya berusaha kembali berbahasa jawa namun selalu ditertawai karena dibilang tidak pantas -__- . Si bapak lalu tertawa dan ikut berkomentar tentang itu.
“Sendirian aja pak, ga ada pegawai?”,tanya saya
“Kenapa? Mbaknya mau bantu-bantu di sini?”, guraunya.
“Boleh, Pak, boleh,.tapi yang ada nanti motor pelanggan jadinya saya rusakin karena saya gak tau caranya”, jawab saya sambil tertawa.
Bapak itu juga bercerita tentang anaknya yang seumuran saya, perempuan. Hebat sekali, dia kuliah di kedokteran hewan UGM.
Hm..saya banyak bertukar cerita dengan beliau. Dan si bapak memberi Olie sidkit olie di bagian standarnya,”Nih. Bonus buat mbaknya. Dirawat ya mbak sepedanya, Bagus ini , .”, pesan Si Bapak.
“Siap Pak! :D”
“Sebenarnya saya gak terima perbaiki speda, tapi karena simpel dan pelanggan..gak papa deh “
“hehe, iya. Makasih ya pakk.. ^___^. Pelanggan? Saya kan baru satu kali pak kesini. Cuma perbaiki lampu motor honda”
“hayoo honda ato yamaha?”
“eh. Iya ding Pak, yamaha. Heheh”
“kok sekarang pakai speda? Motornya ke mana mbak? “
“iitu bukan punya saya Pak...^___^, sudah dikembalikan ke yang punya”
“oh....kembali lagi naik sepeda deh mbak.....?”
“iya pak. Tapi lebih enak pakai sepeda kok. Kalo pake motor, ga menikmati karena was wes wos aja,.lewat lewat aja”
“hahaha, iya mbak, betul, kalo pake sepeda itu sempet tengok kanan kiri, sambil lihat-lihat”, timpalnya.
“trus ini mbak habis darimana?”
“dari sunmor Pak..jualan”
“Ooooo...”
Setelah mengobrol banyak hal, Saya cukup tau beliau adalah orang yang ramah. Hmmm..bagai oase di tengah padang pasir. Bertemu dengannya, bagai menemukan kehidupan di dalam kehidupan. Kali ini, kehidupan tentang seorang ayah yang mampu menguliahkan anaknya di UGM. Rumahnya di Brebah. Beberapa orang memanggilnya ‘Babeh’ karena Bapak itu ternyata lama hidup di jakarta.
“Baiklah Pak...sudah selesai, kan? Nama bapak siapa?”, kata saya sebelum pergi.
“Pak Adi, mbak..”, jawabnya sambil tertawa.
“Oke Pak. Salam kenal Pak...saya Aini. Dadah bapak...terimakasih banyak ya Pak...asalamulaikumm! ^____^”
“Ya. Hati2 mbak Aini”,.ujar beliau sambil tersenyum lebar.
Hmmmm..sayang Olie!
Pak Adi adalah salah satu orang yang ramah yang saya temui di kehidupan saya. Masih ada banyak orang ramah yang darinya saya menemukan kehidupan di dalam kehidupan yang saya miliki.  Seperti Pak Anto, penjual makanan di angkringan dekat rumah saya, Bapak petugas parkir suunmor, dan almarhum Pak Herman (lagi-lagi saya teringat padanya) =). Pertemuan singkat dengan orang yang ramah dan memiliki kesan baik, akan selalu memiliki ikatan batin untuk selalu mendoakannya. Di manapun dia berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar