Keramahan
itu ibarat oase di tengah padang pasir. Bertemu orang yang ramah, bagai menemukan
kehidupan di dalam kehidupan.
Bukankah
begitu? ^^
Di
bumi ini, berjubel orang-orang yang berebut 02 di atasnya. Di atas jalan
yang setiap hari kita lalui saat pergi kuliah,tentunya saya bukan satu-satunya
orang yang menggunakan jalan di saat itu bukan? Di samping saya, ada mahasiswa
sebaya yang juga sedang menaiki motor nya sambil sesekali melirik ke arah jam
tangan di pergelangan tangannya. Di perempatan, mungkin juga bertemu Pak Polisi
atau Pak satpam UGM yang membantu menyeberanngkan pejalan kaki. Nah, itu dia!
Pejalan kaki. Mereka berjalan bergerombol, sama-sama ingin menyeberang.
Menyandang tas yang sama berat, mengemban amanah yang sama pada hari itu untuk
belajar. Kadangkala saya juga berpapasan dengan seorang bapak yang sedang dalam
perjalanan mengantar dua anaknya yang masih SD dengan motor,mereka saya temui
biasanya ketika saya berangkat kuliah sebelum jam 7 pagi. Tak jarang, bertemu
dengan ibu-ibu kantoran yang dengan riang mengklakson setiap kendaraan yang ada
di depannya. Mungkin itu hobi rutinnya di pagi hari. Hmmm...
Ya,
memang banyak orang yang saya jumpai dalam sehari. Saat berangkat kuliah, saat
di kampus (ada bapak tukang sapu, ada bapak tukang parkir, ada bapak laboran,
ada mahasiswa, ibu dan bapak dosen, etc). Saat hari minggu, bertemu ibu penjual
jamur, penjual tahu petis, bapak penjual sarapan, mbak erna penjual sarapan
keliling, pak satpam kantong parkir fakultas filsafat, bapak penjualir dompet, agan-agan
pengamen, nenek peminta-minta, mas penjual batagor,, bapak-bapak prtugas sunmor
keliling,..(Ini mau cerita apa sih??? XD)
Hari
minggu ini, saya seperti biasa pergi ke sunmor, tapi agak berbeda dari
biasanya. Biasanya sayya pergi ke tempat Rosi pakai motor, lalu tinggal tancap
gas bersamanya sambil membawa tenda. Nah, hari ini saya ke tempat rosi naik
sepeda. Pukul 6 pagi, menggoes sepeda. Rasanya? Wahhhhh jangan tanya! It was so.......hmmmm.....^____^
Olie.
Itu nama untuk Si Manis Ungu Putih yang saya miliki. Makhluk manis dengan
keranjang yang dulu selalu menemani saya kemana saja. Hanya dia satu-satunya
yang bisa memberikanku angin sejuk ketika bepergian. Kalau naik motor, saya selalu
pakai helm..dan tidak merasakan hembusan angin sesegar saya naik sepeda.
Dulu,
waktu bersama Olie...saya sering menginginkan punya motor dan selalu naik
motor. Tapi ternyata setelah hal itu terjadi, saya kembali merindukan Olie, dan
saya benar-benar merasakan bahwa hari-hari saya lebih indah bila bersamanya.
Hari
ini, pertama kalinya saya pergi dengan Olie lagi...tapi dia sudah tidak seperti
dulu. Sudah banyak mur yang lepas dan kendor. Sedih sekali melihatnya.. Saya
sebenarnya agak kasihan dengannya, bukan tidak mau menaikinya karena malu..tapi
lebih karena saya kasihan padanya. Ibarat manusia, kondisi nya sedang tidak
baik, bagaimana mungkin saya mengendarainya...
Tapi
karena hari itu saya butuh sekali untuk pergi ke sunmor, saya tetap menaikinya
dengan harapan setelah pulang dari sunmor saya akan mampir ke bengkel sepeda
langgangan saya dulu. Ya, dulu. Waktu Olie masih rajin saya rawat dan jadi
makhluk paling menawan di garasi rumah.
Pulang
dari sunmor,..ternyata bengkel sepeda nya tutup. Mungkin libur di hari minggu.
Akhirnya saya menuju pulang ke rumah, dan saat di tikungan...saya melihat ada
bengkel motor. Beberapa hari lalu saya sempat mampir di sana memperbaiki lampu
motor, dan bapaknya cukup perhatian dan baik. Dan saya harap, Si Bapak mau
memperbaiki Olie walaupun sedikit saja >_< semoga bapak itu juga sayang
Olie.
“Bapak....
“ , sapa saya pada Si Bapak yang sedang sibuk di dalam mengutak ngutik sesuatu.
Bapak itu melihat saya yang nyengir di ambang pintu. Sekilas, bapak itu melihat
saya lalu meneruskan kembali pekerjaannnya sebentar.
“Ah,
ya mbak..ada apa mbak?”, katanya.
“Ini
Pak..sepeda saya....mau di pasang mur, bisa gak Pak..”, emmm spertinya saya
sedikit mengiba pada saat itu. Hehe
“Oh..mur
saja. Bisa mbak...bisaaa. Saya lihat dulu yaaa”
Gyaaaaaaa!
saya berbinar seketika. Alhamdulilaaaaah......:D
Bpak
itu langsung berjongkok dekat sepeda saya, memeriksa Dan dengan riang saya
duduk di bangku kecil tak jauh di dekatnya. Mengamati tiap detail kerusakan
Olie.Si Bapak banyak berkomentar betapa banyak mur yang kendor dan gampang
dilepas. Huhuuu iya Pak...dia sudah tidak pernah kurawat lagi sih. T__T sedih
rasanya mendengar ‘diagnosa’dari Si Bapak. Lalu saya jadi bercerita pada Bapak
itu tentang Olie yang usianya sudah hampir 4 tahun. Olie kubeli dari waktu saya
semester satu. Lalu Si Bapak juga bercertita tentang di mana rumahnya, berapa
anaknya,, kuliah di mana anaknya, kesukaaan anaknya yang laki-laki adalah di
bidang otomotif.. Si Bapak sendiri lebih ke spesialis shockbeaker, bukan mesin.
Si Bapak tertawa ketika saya ditanya apa saya tau beda shockbeaker dan mesin2
motor. Dan dengan polos saya bilang tidak tahu. Lalu beliau menjelaskan sedikit
tentang hal itu. Beliau juga bertanya asal saya darimana, mengomentari logat
saya yang jauh dari logat jawa. Malah saya jadi curhat tentang bagaimana saya
berusaha kembali berbahasa jawa namun selalu ditertawai karena dibilang tidak
pantas -__- . Si bapak lalu tertawa dan ikut berkomentar tentang itu.
“Sendirian
aja pak, ga ada pegawai?”,tanya saya
“Kenapa?
Mbaknya mau bantu-bantu di sini?”, guraunya.
“Boleh,
Pak, boleh,.tapi yang ada nanti motor pelanggan jadinya saya rusakin karena
saya gak tau caranya”, jawab saya sambil tertawa.
Bapak
itu juga bercerita tentang anaknya yang seumuran saya, perempuan. Hebat sekali,
dia kuliah di kedokteran hewan UGM.
Hm..saya
banyak bertukar cerita dengan beliau. Dan si bapak memberi Olie sidkit olie di
bagian standarnya,”Nih. Bonus buat mbaknya. Dirawat ya mbak sepedanya, Bagus
ini , .”, pesan Si Bapak.
“Siap
Pak! :D”
“Sebenarnya
saya gak terima perbaiki speda, tapi karena simpel dan pelanggan..gak papa deh “
“hehe,
iya. Makasih ya pakk.. ^___^. Pelanggan? Saya kan baru satu kali pak kesini. Cuma
perbaiki lampu motor honda”
“hayoo
honda ato yamaha?”
“eh.
Iya ding Pak, yamaha. Heheh”
“kok
sekarang pakai speda? Motornya ke mana mbak? “
“iitu
bukan punya saya Pak...^___^, sudah dikembalikan ke yang punya”
“oh....kembali
lagi naik sepeda deh mbak.....?”
“iya
pak. Tapi lebih enak pakai sepeda kok. Kalo pake motor, ga menikmati karena was
wes wos aja,.lewat lewat aja”
“hahaha,
iya mbak, betul, kalo pake sepeda itu sempet tengok kanan kiri, sambil
lihat-lihat”, timpalnya.
“trus
ini mbak habis darimana?”
“dari
sunmor Pak..jualan”
“Ooooo...”
Setelah
mengobrol banyak hal, Saya cukup tau beliau adalah orang yang ramah. Hmmm..bagai
oase di tengah padang pasir. Bertemu dengannya, bagai menemukan kehidupan di
dalam kehidupan. Kali ini, kehidupan tentang seorang ayah yang mampu
menguliahkan anaknya di UGM. Rumahnya di Brebah. Beberapa orang memanggilnya ‘Babeh’
karena Bapak itu ternyata lama hidup di jakarta.
“Baiklah
Pak...sudah selesai, kan? Nama bapak siapa?”, kata saya sebelum pergi.
“Pak
Adi, mbak..”, jawabnya sambil tertawa.
“Oke
Pak. Salam kenal Pak...saya Aini. Dadah bapak...terimakasih banyak ya Pak...asalamulaikumm!
^____^”
“Ya.
Hati2 mbak Aini”,.ujar beliau sambil tersenyum lebar.
Hmmmm..sayang
Olie!
Pak
Adi adalah salah satu orang yang ramah yang saya temui di kehidupan saya. Masih
ada banyak orang ramah yang darinya saya menemukan kehidupan di dalam kehidupan
yang saya miliki. Seperti Pak Anto, penjual
makanan di angkringan dekat rumah saya, Bapak petugas parkir suunmor, dan almarhum
Pak Herman (lagi-lagi saya teringat padanya) =). Pertemuan singkat dengan orang
yang ramah dan memiliki kesan baik, akan selalu memiliki ikatan batin untuk
selalu mendoakannya. Di manapun dia berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar