Indias Nurul Aini

Foto saya
“Jangan Percaya Saya” Saya adalah seorang gadis kecil yang suka berbohong Kalau saya pinokio, maka hidung saya pastilah akan bertambah panjang tiap kali saya tersenyum dan tertawa sambil berkata,”hahaha saya baik-baik saja ^___^ “ dan kalau rahasia bisa diuangkan, pastilah saya sudah kaya raya

Sabtu, 10 November 2012

Drama Ashabul Ukhdud

Teringat waktu saya melatih mereka drama, pemeran2 pilihan dalam drama Ashabul Ukhdud. Kisah tentang pemuda mempertahankan keimanannya di hadapan seorang Raja yang congkak dan mengingkari ajaran Allah. Pencetus gagasa tema drama ini adalah teman saya yang namanya uswatun. Lalu saya yang membuat naskah ceritanya (dialog dan naskah untuk narator) serta menjadi PJ melatih anak-anak. Layaknya program-program yang diadakan waktu KKN, ibaratnya seperti itulah. Ada program TPA dengan PJ teman saya yang lain, ada program Lomba Voli Remaja dengan PJ teman saya yang lain,, Ada juga program Tabligh Akbar, PJ ta'lim ibu2 (yang jelas ini bukan keahlian saya. hahaha), PJ Lomba mewarnai, PJ  lomba outbond anak-anak, dan PJ yang lain-lainnya lagi. Pokoknya programnya banyak dan seru - seru.


Oia, kembali lagi ke tema sebenarnya ya,. saya mau cerita tentang pengalaman mengajar anak-anak memerankan peran dalam drama. Ternyata hal itu bukan hal yang mudah. Karena anak-anak punya kecenderungan bermain dan bercanda, alhasil saya harus sering teriak-teriak kalau mereka sudah mulai bercanda sendiri dan mengabaikan saya. Jadi kadang-kadang saya suka pura-pura ngambek (ngambek beneran juga pernah sih. ketika itu suara saya sudah benar - benar akan hilang. haha).Kalau saya sudah ngambek, biasanya Ian, Budi atau Alek yang paling peka, lalu dengan sendirinya mereka membantu saya mengatur anak-anak yang lain. Kalau Budi dan Ian masih bisa menegur dengan sabar, tapi kalau Alek...jleger! suaranya bisa langsung meninggi, ngatur2 anak-anak yang susah diatur, membela tetehnya, ga tega karena suara sudah hilang (Cieee). Selesai mengatur, Alek langsung mempersilakan saya untuk melanjutkan kembali latihan,"ayo teh lanjut teh latiannya",katanya.  Ketika mereka bertiga turun tangan, seringkali saya terharu, wah mereka sayang saya ^^


Disisi lain, saya suka melihat keceriaan mereka, mimik serius membaca naskah dan kdang bingung intonasi membacanya. Awal-awal membagikan dan menentukan peran untuk mereka, ada sedikit kendala. Ade tidak mau memerankan peran penyihir jahat. Saya tau, Ade keras kepala, dan akan sulit untuk membujuknya agar mau menerima peran tersebut. Apalagi dia memang berwatak 'sabodo amat'. Tidak tterlalu peduli dengan kami. Menyerah membujuknya, saya hanya menyerahkan naskah penyihir kepada Ade, entah dibaca atau tidak..yang penting saya ingin dia membacanya terlebih dahulu. Dia memang mengambil naskah penyihir yang saya sodorkan tapi kemudian langsung pergi meninggalkan kami yang sedang berkumpul di masjid. Kami berlatih tanpa peran penyihir, berharap Ade akan kembali.

Setelah itu, Ade ketauan suka mengintip saat kami latihan, tapi segera kabur saat ketahuan. Tapi itu nggak berapa lama sih. Suatu hari dia datang dan minta diajari membaca naskah peran penyihir. Tapi terlihat sekali kalau dia sebenarnya gengsi karena sudah merubah keputusannnya. Waktu itu saya cuma tersenyum geli sambil berkata dalam hati,"hihihi akhirnyaaaa mau juga^^". Pas ngajari dia, misal ketika saya menyuruhnya untuk tertawa keras ala penyihir, dia mengeluh sambil tertawa. "Ah teteh mah yang bener aja masa saya disuruh ketawa kayak gitu! Mbung ah! ". Tappi sekali lagi dia akhirnya mau walau penuh perjuangan menahan malu  (atau gengsi yaaa). ^^ Dan susahnya lagi ketika kostum penyihir sudah jadi. Ada jubah punggung, tpi dan tongkat penyihir. Kali itu,, Ade gamau pakai topi penyihir, mungkin dirinya merasa konyol. haduh Ade...gengsinya tinggi banget. Susye ddehhhh ^^

Pemeran utama ada di Alek, yaitu sebagai Raja. Lucu ketika dia  belajar intonasi, karena dia tidak trbiasa memakai bahasa indonesia sedangkan teks nya adalah bahasa indonesia.\


 Lalu ada pemeran sebagai algojo, pengawal, binatang buas (lucunya, karena gatau mesti bkin gimana kostum untuk binatang buas, kami membuat binatang buas itu diperankan oleh dua anak. dua anak itu lalu kita suruh masuk ke dalam sarung bersama-sama. jadi ceritanya binatang buas itu adalah binatang berkepala dua dan mereka mengaum-ngaum. hahaha). Daaaan tiap kali binatang buas diperankan, kita sering tertawa bersama, dan binatang buasnya pun juga ikut tertawa. Biarin lah apapun kostumnya yang penting hepi XD


itu gambar yg di atas, kanan adalah monsternya. tuh kan apa saya bilang, yang ada pemeran lainnya malah ketawa, bukannya serem. XD


Hmm...
nice memory. mereka apa kabarnya?
Masih ingatkah dengan kisah Ashabul Ukhdud yang pernah mereka perankan? Sekarang mereka pasti sudah remaja. Dan menjadi remaja di tengah jaman boyband-girlband seperti sekarang ini pasti sulit sekali.
Akhlaq dan keimanan dipertaruhkan, saya harap mereka bisa seperti pemuda Ashabul Ukhdud, semoga mereka tumbuh menjadi remaja yang baik.  Aamiin.
u__u

Tidak ada komentar:

Posting Komentar