Indias Nurul Aini

Foto saya
“Jangan Percaya Saya” Saya adalah seorang gadis kecil yang suka berbohong Kalau saya pinokio, maka hidung saya pastilah akan bertambah panjang tiap kali saya tersenyum dan tertawa sambil berkata,”hahaha saya baik-baik saja ^___^ “ dan kalau rahasia bisa diuangkan, pastilah saya sudah kaya raya

Minggu, 11 November 2012

AB for ABle

Di saat saya sedang merasa sendiri
Yang saya ingin adalah bertemu denganNya
Dan berharap Dia pun mencintaiku

Di saat saya sedang membutuhkan pelega hati,
Yang saya butuhkan ternyata bukanlah seorang manusia
Yang kubutuhkan adalah Dia.
Yang Maha mendengar dan menemani dalam ketiadaan wujudNya

Dan di saat air mataku berderai seperti sekarang ini,
Yang kuharap adalah diriNya mengusap lembut hatiku,
membuat ia (hati) menjadi tenang
dan menggantinya dengan perasaan yang indah

-Sahabat yang biasa mendengarkanku bercerita sekarang sudah disibukkan dengan hal yang lain. Ayah punya hal lain yang lebih penting untuk didengarkan (adik bungsu saya), ibu sudah percaya bahwa saya sudah dewasa bahkan dari beliau sekalipun. Teman-teman? tidak, bukan mereka. Mereka adalah tempat saya menggelakkan tawa dan mereka tau saya sebagai gadis yang periang, lucu, polos dan seringkali mereka pun berkeluh kesah pada saya.  Lalu ada orang yang berbaik hati menyayangiku, padahal dia bukan siapa-siapa saya (terimakasih banyak untuk ini =) ). Namun seringkali karena kebodohan saya, saya menangkap hal yang salah dari maksud perkataannya.-

Dari smua ini, saya belajar satu hal, bahwa saya tidak bisa menyalahakan siapapun atas apa yang terjadi pada diri saya. Mereka bukan tercipta untuk memahami saya. Banyak hal yang harus mereka pahami termasuk kehidupan mereka sendiri.

Saya..akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi seorang gadis kecil yang dewasa. Halo kemandirian, yang dulu sempat terbesit untuk saya tinggalkan. Namun saya sadar, bahwa mungkin kaulah sahabat terbaikku yang mampu membersamaiku melewati hari-hari.
Welcome back to my life. .
AB for ABle, semangat! ! ! 
=)

Sabtu, 10 November 2012

happiness

-->
--> Letakkan telapak tangan kananmu di tempat jantungmu terasa berdetak. Disitulah tempat paling ajaib yang kusuka dalam diriku. Tempat di mana segala sesuatu yang terdefinisikan sering muncul. Terdefinisikan? Iya. Sesuatu itu adalah sesuatu yang ajaib, sesuatu itu adalah perasaan. Ajaib. Dan yang paling ajaib bagiku adalah perasaan bahagia. Bahagia, bisa dibilang merupakan modal penting untuk hidup. 

Bagiku, bahagia itu penting.
Karena fase kehidupan tidaklah selalu mulus dan berjalan lancar seperti yang kita inginkan. Tapi menjadi tetap bahagia dengan apapun yang terjadi pda setiap fase kehidupan kita adalah suatu prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi itu sendiri. Ya, orang yang menang adalah orang yang selalu bisa bahagia. Mereka mampu meyakini bahwa setiap hal yang terjadi adalah hal terindah yang pernah terjadi. Aku ingin menjadi orang yang seperti itu,.
Luangkan waktu sejenak untuk menanyakan pada dirimu ttg arti kehidupan lalu tuliskanlah dan jgn
lupa tanyakan juga,sudahkah anda bahagia. Bersama segelas coklat hangat di saat di luar sedang gerimis kecil mungkin lebih baik. Enjoy your time with yourself =)

#Yogyakarta,2-11-2012 DitemaniSebatangCokelatYangAkhirnyaBisaHabisJuga

Ekspedisi Kabur Ke Rajadanu

Minggu pertama kembali ke asrama,..rasanya masih merindukan bocah2 itu. Mereka lagi apa yaaa. . .Biasanya sih kalo jam segini mereka lagi asik baca buku di ruang baca milik kami di rumah. Mengganggu kami yang rasanya sudah ingin sekali tidur siang. hehe.
Ketika sore, teringat Alek, sudah pulang dari kebun atau belum. Kasian anak itu, sekolah iya, bekerja iya. Dan apakah hari ini dia dipukul mama nya lagi. Ade gimana yaaa apa dia masih bandel seperti dulu. Atau jangan-jangan setelah kepergian kami dia sudah tobat Xb

Aaaaaaah pokoknya kami ingin sekali pergi mengunjungi mereka lagi
Tapi kapan yaaa di asrama kan susah keluar,, tapi kami kangen berat  T_T

Akhirnya di antara kami ada yang nekat merencanakan untuk kabur ke Rajadanu. Kami adalah Saya, Salsabila dan Haura. Menyusun rencana menyusup keluar dari asrama pada saat hari libur sekolah yaitu hari jumat. Yeah! Bulatkan Tekad! Persatuan anak-anak bandel, gogogogo! ! ! XD
Hari Jumat memang hari libur sekolah kami, bukan hari minggu seperti sekolah pada umumnya. Akhirnya pagi-pagi kami menyusup keluar asrama dan singkatnya, kami pergi ke Rajadanu. Sesampainya kami di sana, karena hari itu adalah hari aktif sekolah anak-anak SD jadi tujuan kita adalah ke sekolah mereka. Senang rasanya mau melihat mereka dalam balutan seragam sekolah. Waktu dua minggu kemarin mereka libur sekolah sih, jadi nggak pernah lihat mereka pakai seragam.

Dan ketika sampai di sekolah mereka, pas jam istirahat mereka berhambur keluar kelas (anak-anak ashabul ukhdud ada 10 anak). Mungkin mereka sudah melihat kami pada saat jam pelajaran berlangsung tadi dari jendela kelas. 10 Anak itu membuat heboh satu sekolah, dikiranya kedatangan siapa. 'Oh ternyata kedatangan teteh teteh yang kemarin' ^^





Setelah istirahat sekolah usai, mereka kembali masuk ke kelas sambil berpesan bahwa nanti kita jangan pulang dulu. Mereka bikin janji dengan kami, untuk tetap harus ada di rajadanu sepulang sekolah. Hmmm baiklah anak-anak..... ^^

Akhirnya kami main ke rumah Bu Icih sampai siang.
Sekitar pukul 11 anak-anak berdatangan ke rumah Bu Icih dengan berlarian. Mencari kami, tentu saja ^^
Mereka mengajak kami main ke kebun jagung.
Hmm..baiklah, ...
#this day, just for u all ^^

Dan beneran diajak ke kebun jagung ternyata. Baru kali ini saya menyaksikan mereka membawa-bawa celurit. Heiiii mereka SMP aja belum, udah lihai menggunakan celurit, menghalau setiap semak yang menghalangi perjalanan.


Yang lagi makan jagung, namanya Egi. Jagung yang baru dipetik bisa langsung dimakan. Yang dekat denganku itu si Ade (bajukuning).


Dan perjalanan semakin tak mudah ternyata. Semakin becek,semakin licin..dan kami yang tak terbiasa jadi heboh sendiri. Yang kotor lah, apalah..
Tiba-tiba Egi nyemplungin diri ke got yang ada di samping pematang.
"Egi kok lewat situ? Kenapa? Gatel lho nanti", katakami.
"Iya teh, lewat air biar jalannya jadi mudah, kalo di tanah situ licin nanti kepeleset. heheh", katanya sambil mikul  daun jagung. Buat pakan ternak, katanya.
Kami melongo. Iya juga sih, lewat air kan jadi nggak licin.
"Egi nggak berat bawa itu? "
"Enggak teh, udah biasa"
dan dia bener2 bawa itu sampai kita pulang ke rumah, tanpa gantian sama temennya. Wah..mereka emang bener sehari-hari ke ladang.

"Teh, sendalnya dicopot heula. Sini kita bawain", kata Budi dan Ian. Kami berpandangan. Emmm iya juga sih, pake sendal malah bikin tambah licin. Akhirnya kami copot sendal dan sama Egi dan Budi sendal kami dibawain. Mereka sibuk ngiket2 sendal kita di batang tongkat yang mereka bawa. Wah, amazing child... '__'

Well, hari itu senang sekali rasanya.
Libur hari jumat diisi bermain dengan mereka ke kebun, becek2 an, mengambil jagung, lalu sesampainya di rumah Bu Icih jagungnya direbus dan kita makan bersama.
hmmmm ^___^
Setelah hampir petang, kami pamit pulang karena besok harus kembali bersekolah.
Welcome to dormitory. . .

Galeri Bocah Ashabul Ukhdud

Buka-buka file lama....
Dan pas lihat folder 'anak-anak desa Rajadanu tersayang'..

=)
So sweet ketika dikenang dan dilihat lagi.

Ini beberapa fotonya,

di bawah ini foto waktu kami jalan-jalan setelah shalat shubuh. Anak-anak datang ke rumah dan langsung mengajak kami untuk keluar berjalan-jalan.




Yang ini foto saya bersama mereka saat kegiatan bersihiin masjid. Kami foto di atas masjid. =D
dari kiri ke kanan : Alim, Asep, Ian, Heni, Saya, 'kecap', trus yang dua lagi, lupa, Keukeu, dan Emma, eh sebelah Emma ada Ade tuh tapi dia nya balik badan -__-a



Inget waktu selesai nonton lomba voli? Sore itu hujan derassss tapi kita malah seneng ^___^

a wonderfull rain, i think =)



Foto dari kanan ke kiri : Alek, Salsabila, Ade, Juju, Saya


Ade, Egi dan temennya makan nasi goreng bikinan kami..nice dinner di rumah makannya di satu wadah. hahaha...indahnya kebersamaan ^^


Dua gambar terakhir ini waktu kami harus pulang ke asrama. Dua minggu telah berlalu begitu cepat seperti yang saya harapkan diawal. Bahagia memang, karena akhirnya kembali ke asrama. Tapi sedih ternyata lebih mendominasi. Kami pulang dalam lebatnya hujan dan mereka, anak-anak ashabul ukhdud menangis melepas kami. Tidak cukup berpamitan di depan rumah Bu Icih, Bu icih menyewakan mobil kap terbuka untuk mereka ikut mengantar kami kembali ke asrama. Walaupun hujan-hujanan dan duduk di bak belakang mobil, mereka mau. Setibanya di asrama, kami berpelukan lagi.

Ade, Ian dan Egi juga teman saya Lia namanya. Itu mereka yang ada di dalam foto. Berfoto di teras masjid Al-Husna 2, basah kehujanan tuh mereka. Mereka mengantar kami sampai ke dalam. Paling sedih ketika melihat seorang Ade menangis. Hahhhh bukannya dia yang paling bandel dan suka mengganggu kami, menjahili kami, dan paling sulit diatur. Saya merindukan kalian semua. . . Sungguh. =(

Drama Ashabul Ukhdud

Teringat waktu saya melatih mereka drama, pemeran2 pilihan dalam drama Ashabul Ukhdud. Kisah tentang pemuda mempertahankan keimanannya di hadapan seorang Raja yang congkak dan mengingkari ajaran Allah. Pencetus gagasa tema drama ini adalah teman saya yang namanya uswatun. Lalu saya yang membuat naskah ceritanya (dialog dan naskah untuk narator) serta menjadi PJ melatih anak-anak. Layaknya program-program yang diadakan waktu KKN, ibaratnya seperti itulah. Ada program TPA dengan PJ teman saya yang lain, ada program Lomba Voli Remaja dengan PJ teman saya yang lain,, Ada juga program Tabligh Akbar, PJ ta'lim ibu2 (yang jelas ini bukan keahlian saya. hahaha), PJ Lomba mewarnai, PJ  lomba outbond anak-anak, dan PJ yang lain-lainnya lagi. Pokoknya programnya banyak dan seru - seru.


Oia, kembali lagi ke tema sebenarnya ya,. saya mau cerita tentang pengalaman mengajar anak-anak memerankan peran dalam drama. Ternyata hal itu bukan hal yang mudah. Karena anak-anak punya kecenderungan bermain dan bercanda, alhasil saya harus sering teriak-teriak kalau mereka sudah mulai bercanda sendiri dan mengabaikan saya. Jadi kadang-kadang saya suka pura-pura ngambek (ngambek beneran juga pernah sih. ketika itu suara saya sudah benar - benar akan hilang. haha).Kalau saya sudah ngambek, biasanya Ian, Budi atau Alek yang paling peka, lalu dengan sendirinya mereka membantu saya mengatur anak-anak yang lain. Kalau Budi dan Ian masih bisa menegur dengan sabar, tapi kalau Alek...jleger! suaranya bisa langsung meninggi, ngatur2 anak-anak yang susah diatur, membela tetehnya, ga tega karena suara sudah hilang (Cieee). Selesai mengatur, Alek langsung mempersilakan saya untuk melanjutkan kembali latihan,"ayo teh lanjut teh latiannya",katanya.  Ketika mereka bertiga turun tangan, seringkali saya terharu, wah mereka sayang saya ^^


Disisi lain, saya suka melihat keceriaan mereka, mimik serius membaca naskah dan kdang bingung intonasi membacanya. Awal-awal membagikan dan menentukan peran untuk mereka, ada sedikit kendala. Ade tidak mau memerankan peran penyihir jahat. Saya tau, Ade keras kepala, dan akan sulit untuk membujuknya agar mau menerima peran tersebut. Apalagi dia memang berwatak 'sabodo amat'. Tidak tterlalu peduli dengan kami. Menyerah membujuknya, saya hanya menyerahkan naskah penyihir kepada Ade, entah dibaca atau tidak..yang penting saya ingin dia membacanya terlebih dahulu. Dia memang mengambil naskah penyihir yang saya sodorkan tapi kemudian langsung pergi meninggalkan kami yang sedang berkumpul di masjid. Kami berlatih tanpa peran penyihir, berharap Ade akan kembali.

Setelah itu, Ade ketauan suka mengintip saat kami latihan, tapi segera kabur saat ketahuan. Tapi itu nggak berapa lama sih. Suatu hari dia datang dan minta diajari membaca naskah peran penyihir. Tapi terlihat sekali kalau dia sebenarnya gengsi karena sudah merubah keputusannnya. Waktu itu saya cuma tersenyum geli sambil berkata dalam hati,"hihihi akhirnyaaaa mau juga^^". Pas ngajari dia, misal ketika saya menyuruhnya untuk tertawa keras ala penyihir, dia mengeluh sambil tertawa. "Ah teteh mah yang bener aja masa saya disuruh ketawa kayak gitu! Mbung ah! ". Tappi sekali lagi dia akhirnya mau walau penuh perjuangan menahan malu  (atau gengsi yaaa). ^^ Dan susahnya lagi ketika kostum penyihir sudah jadi. Ada jubah punggung, tpi dan tongkat penyihir. Kali itu,, Ade gamau pakai topi penyihir, mungkin dirinya merasa konyol. haduh Ade...gengsinya tinggi banget. Susye ddehhhh ^^

Pemeran utama ada di Alek, yaitu sebagai Raja. Lucu ketika dia  belajar intonasi, karena dia tidak trbiasa memakai bahasa indonesia sedangkan teks nya adalah bahasa indonesia.\


 Lalu ada pemeran sebagai algojo, pengawal, binatang buas (lucunya, karena gatau mesti bkin gimana kostum untuk binatang buas, kami membuat binatang buas itu diperankan oleh dua anak. dua anak itu lalu kita suruh masuk ke dalam sarung bersama-sama. jadi ceritanya binatang buas itu adalah binatang berkepala dua dan mereka mengaum-ngaum. hahaha). Daaaan tiap kali binatang buas diperankan, kita sering tertawa bersama, dan binatang buasnya pun juga ikut tertawa. Biarin lah apapun kostumnya yang penting hepi XD


itu gambar yg di atas, kanan adalah monsternya. tuh kan apa saya bilang, yang ada pemeran lainnya malah ketawa, bukannya serem. XD


Hmm...
nice memory. mereka apa kabarnya?
Masih ingatkah dengan kisah Ashabul Ukhdud yang pernah mereka perankan? Sekarang mereka pasti sudah remaja. Dan menjadi remaja di tengah jaman boyband-girlband seperti sekarang ini pasti sulit sekali.
Akhlaq dan keimanan dipertaruhkan, saya harap mereka bisa seperti pemuda Ashabul Ukhdud, semoga mereka tumbuh menjadi remaja yang baik.  Aamiin.
u__u

Jumat, 09 November 2012

Anak-Anak Ashabul Ukhdud (2)



-Pohon mangga di depan rumah , jadi sarana bocah-bocah main dan poto-poto bareng. .. ..si kecil indah dipegangin biar gak ikut abang2 nya manjat pohon ^^-



Ini Ian, namanya ian, yang paling enak diajak ngobrol . dan gaya khasnya adalah poni miringnya itu lhooo..sekali kibas, weiszzzzzz! tsahhhhhh! XD


Ini Alek. Alek Budiman. Bukan Alex, tapi Alek. Kalau kami menuliskannya Alex pakai X, dia langsung menegur. "Pake K, tetehhhh". Alek.  yang kubilang anak paling berkesan bagi kami selama kami PPM di sana. Dia ituu..kalo inget Alek, bkin kami teringat tentang sosok lintang di Laskar Pelangi


Foto yang di bawah ini, masih di depan rumah juga,di samping pohon mangga yang tadi.  Alek dan Ade. Si Ade tuh.... euhhhhhh budak baong kl di sunda mah dibilangnya,"nakalllll" gtu kata ibu2. kayaknya dia sering dijewer ibu2 deh, hehe. Tapi yaaaa itu tadi, stiap kali teringat kata2 mbak2 ituuu "every child are special". Iya, walaupun Si Ade mah baong, baong2 kitu dia yang paling nagis kenceng pas kami harus meninggalkan rajadanu dan tiba2 jadi nggak nakal pas detik2 kami mau pulang. hahhhhhh 

Anak-anak Ashabul Ukhdud (1)


Melihat blog seseorang, yang selalu menuliskan ,” every child are special” pada akhir tulisannya mengingatkan saya bahwa saya pun dulu pernah merasakannya dan saya amat setuju dengannya.
Ini cerita dulu ketika saya masih duduk di bangku kelas 3 Madrasah Aliyah (setingkat SMA).  Syarat kelulusan ada tiga yaitu UAN, hafalan dan PPM (Praktek Pengabdian Masyarakat).  PPM itu apa sih? Waktu itu banyak yang bilang, PPM itu seperti KKN. Dulu saya manggut-manggut aja, karena nggak tau KKN itu apa. ^^a
Tapi setelah jadi mahasiswa, saya baru  tau ternyata PPM memang sejenis KKN. Hanya saja mungkin waktu nya lebih singkat yaitu 2 minggu sedangkan KKN bisa 1 bulan bahkan 2 bulan.
Karena waktu itu saya masih kecil, saya berpikiran, pasti nggak enak deh tinggal di kampung yang jauh dari kota. Lalu masak sendiri (di asrama kan dimasakin bibi dapur), lalu nyuci sendiri (di asrama, saya laundry, hehe), lalu nggak kebayang dapet rumah yang enak atau enggak. Lalu dapet desanya yang enak atau enggak. >_< Berhubung saya termasuk orang yang tidak suka keluar dari zona nyaman, maka membayangkan hal itu membuat saya hanya bisa berdoa dalam hati,”Hanya dua minggu, Ay,,dua minggu cepatlah berlalu”.
Di hari diumumkan kelompok PPM berikut desa nya, saya berdoa semoga saya dapat desa yang dekat dengan tempat-tempat seru atau paling tidak yang tidak terlalu jauh aksesnya dari kota (jadi bisa jalan-jalan). Ketika diumumkan saya dapat desa Rajadanu bersama 9 teman saya yang lain(kalo nggak salah sih iya 10 orang  per kelompok PPM nya), saya bingung harus berekspresi apa karena saya baru kali ini mendengar nama desa itu. Saya agak iri sih dengan teman-teman yang mendapat PPM di desa Sangkanhurip , desa itu termasuk wilayah pariwisata jadi sudah ramai dan tentu banyak tempat seru nya. Akses transport otomastis menjadi lebih mudah. Hmmm..,Desa Rajadanu. .  Ternyata di sana lah saya bertemu dengan anak-anak yang tangguh, cerdas dan pintar. Rasa keingintahuan yang dapat kulihat di setiap mata-mata berseri yang mendatangi kami menjelang shalat subuh untuk mengajak shalat di musola bersama, yang mendatangi kami selepas mahrib untuk mengaji. Di sana pula saya menemukan sosok kepribadian anak luar biasa hebat seperti Alek, yang diam diam seringkali harus menangis karena ingin belajar dan bermain bersama kami namun lebih memillih membantu ibunya. Dia dan ibunya hidup hanya beruda. Ian yang selalu ringan tangan membantu, Budi yang dewasa, Ade yang walaupun nakal namun ternyata punya sisi hati yang lembut, anak-anak yang bersemangat sekolah, mereka anak-anak lain yang tak pernah kujumpai di belahan dunia manapun selama 16 tahun aku menarik dan membuang nafas.
 Pada akhirnya, mereka terlibat dalam satu pementasan drama besar dari naskah yang kubuat di acara penutupan PPM kami. 

Drama tersebut,awal mula mereka memiliki sebuah julukan manis,"Anak-anak Ashabul Ukhdud".  Betapa manis ketika saya memanggil mereka melalui mikrophone masjid,"Anak-anak ashabul ukhdud, dimohon kehadirannya di masjid sekarang juga untuk berlatih drama", lalu mereka datang dan benar-benar menghabiskan suaraku karena harus berteriak-teriak mengatur dan melatih mereka untuk memainkan naskahku dengan baik. let’s start the real amazing story . . . =D
Setelah melalui tahapan pembukaan PPM , pembekalan PPM dan akhirnya pelepasan PPM..kami bersepuluh berangkat ke Desa Rajadanu dengan menyewa angkutan umum (sebut saja angkot #karena namanya memang angkot), hehe. Saya lupa ada dua angkutan umum atau satu angkutan umum yang disewa untuk pemberangkkatan satu kelompok. Angkutan itu memuat kami dan juga barang-barang bawaan untuk kami hidup dua minggu di sana. Ada barang-barang pribadi, barang-barang kelompok, buku2 sumbangan dan baju-baju sumbangan yang berhasil kami kumpulkan untuk dibagikan.  Setengah jam lebih perjalanan,  melalui jalanan yang berkelok-kelok yang menurun menjauhi lereng Gunung Ciremai tempat asrama kami berada., . akhirnya kami sampai di  Desa Rajadanu. Angkutan kami berhenti di sebuah rumah warga. Rumah itu memiliki halaman tanah  yang tak berpagar. Tak ada teras juga. Hanya ada pohon mangga besar yang berdiri kokoh di depan rumah.  Lalu kami turun, disambut dengan Sang Pemilik Rumah, namanya Bu Icih (nama khas sunda sekali yaaa ^^). Bu icih menyambut kami sambil menggendong seorang gadis kecil umur .... emmm TK kecil umur berapa tuh? Ya..segitu lah pokoknya.  Gadis kecil bermata binar dan berambut panjang itu namanya Indah.
“Asslamulaikum, Bu. . .”, kami  satu persatu menyalami Bu Icih , mencium tangannya yang sdisambut senyuman lebar dan jawaban salam dari Bu Icih. Bu Icih seorang warga yang  ramah, ternyata. Rumah yang akan kami tempati sebenarnya adalah rumah saudara perempuan Bu Icih yang sudah lama tidak tinggal di situ karena ikut tinggal bersama suaminya di Jakarta.  Bu Icih punya dua orang anag yaitu Indah dan Budi. Budi kelas 5 SD (atau 6 SD ya saya lupa). Dan ada satu anak lagi yang tinggal bersama mereka, yaitu Ian, saudara sepupu Budi. Budi dan Ian sama usianya.  
Selama dua minggu di sana, ternyata sangat berkesan sekali. ^^
Rumah yang selalu ramai,
Rumah yang selalu didatangi anak-anak
Rumah yang selalu berwarna
Rumah yang tak terlupakan. . 

^__^ 

Bersama Bu Icih, Indah, Budi, Alek, dan temanku yang pandai mendongeng (namanya Uswah). Itu yang lagi kurangkul, saya lupa namanya ‘__’

(to be continue. . )