Indias Nurul Aini

Foto saya
“Jangan Percaya Saya” Saya adalah seorang gadis kecil yang suka berbohong Kalau saya pinokio, maka hidung saya pastilah akan bertambah panjang tiap kali saya tersenyum dan tertawa sambil berkata,”hahaha saya baik-baik saja ^___^ “ dan kalau rahasia bisa diuangkan, pastilah saya sudah kaya raya

Selasa, 24 September 2013

Wajah-wajah Keluarga Baru


Seiring berjalannya waktu, semakin mantap Raja Ampat di depan mata (padahal nggak punya duit). Open recruitment calon anggota mulai kami buka. Sebagai anggota tim pengusul, tentunya kami udah membicarakan sistem seleksinya kayak gimana. Mulai dari wawancara hingga penilaian langsung pada agenda pertemuan perdana (sok iye banget. Haha).

“Jadi, mau gimana nih kriteria calon anggota nya?”, tanya ghofar. Berhubung waktu itu kita belom punya basecamp atau pun tempat yang cucok buat dijadiin langganan tempat rapat, jadilah waktu itu ghofar, saya, lulu dan ayu ‘rapat’ nya on the trotoar parkiran belakang masjid kampus. Backsound nya abang-abang tukang parkir yang teriak,”Yak! Mobil parkir sana mas! Yak! Masuk terus, terus! Terus!”.

“Kriteria? Serius ini kita mau ngomongin kriteria? Mending kalo banyak yang daftar”, jawab Lulu sekenanya sambil nyatet-nyatet (nyatet apaan sih Lu? Hasil rapat aja kayaknya belom ada dehh).
“Ya setidaknya kita optimis aja gitu lho”
“Yaudah. Alokasikan dulu aja kita butuhnya fakultas apa aja”
“Pertanian, geografi, psikologi, kedokteran kita belum punya. Kayaknya itu deh yang urgent”
“Errrr.. oke. Ditampung deh.”,
“Oke. Lu catet ya. Ntar ada yang woro-woro di grup KKN tentang kriteria nya”

Selain bahas skala prioritas kebutuhan akan fakultas juga ngomongin bahan pertanyaan wawancara. Kayak misalnya,”motivasi nya apa kok pengen jauh-jauh KKN nya?”, lalu, “uda tau di sana tantangannya akan lebih banyak? Ada malaria, adat yang kita nggak tau, de el el” dan pertanyaan tentang kontribusi apa yang akan diberikan ke tim KKN ini. Setelah kira-kira satu jam ngomongin itu, kami bubar dan sepakat ketemu lagi di forum perdana kumpul KKN dengan wajah-wajah baru.

Di luar dugaan, ternyata peminat yang mau gabung ke tim KKN kami lumayan membludak juga. Dan yang paling banyak adalah ‘rombongan saya’, dari Fakultas Biologi. Saya emang ngajakin temen-temen saya di kampus sebanyak mungkin. Overload lebih baik daripadad nggak ada sama sekali, pikir saya waktu itu. Dan heran juga, banyak yang mau terima ajakan saya. Jadi mikir, jangan-jangan habis ini saya lolos jadi anggota MLM! Hehe. Tapi tetep aja jadi nggak imbang dari segi jumlah. Mau ngapain anak biologi sebanyak itu. Ah biarin deh itu masalah nanti. Lagipula dengan sendirinya pasti akan ada seleksi alam. Sebeb nggak menutup kemungkinan mereka yang pada daftar sekarang nyalinya berubah jadi ciut ketika udah mendengar tetek bengek tentang rencana KKN kita ke depan. Terutama kalo mereka denger masalah DUIT.

Kumpul perdana waktu itu lokasinya di selasar gedung rektorat. Formasi duduknya lingkaran, ngak berjejer kayak orang lagi nonton layar tancep kayak pas ‘rapat’ oprec minggu lalu. Awalnya saya pribadi, melongo liat siapa-siapa aja yang dateng. Bukan karena udah kenal, tapi malah karena nggek kenal sama sekali dan tampang-tampang nya itu lho..wuaoooww. Sangar-sangar. Beberapa tampak seperti anak MAPALA. Kebayang saya yang menye-menye ini bakal idup dua bulan sama para lelaki yang dari tampang aja kayaknya udah bisa berantem sama harimau. Semakin banyak yang datang, semakin kita memperbesar diameter formasi lingkaran kita. Acaranya sih gitu-gitu aja. Perkenalan, nama saya anu dari fakultas una. Tapi lumayan ,makan waktu karena jumlahnya hampir 30 calon anggota. Lalu cerita singkat tentang rencana KKN dan gambaran program utama serta cerita dikit tentang calon lokasi KKN. Dan pas ditanya kenapa gabung KKN ini, rata-rata jawabnya klise; ingin cari pengalaman baru.

Besoknya, saya dapet sms rapat tim open recruitment lagi. Dapet laporan kalo ternyata sebgaian besar mengundurkan diri. Dan mulai ternyata nggak diijinin sama ortu KKN jauh-jauh, sampai pada alasan baru tau kalo SKS nya belum mencukupi untuk ambil KKN.  Jadi, kami memutuskan kalo kita masih memungkinkan untuk terima pendaftaran lagi.

Hingga pada akhirnya, sampailah kita pada pertemuan kedua anggota baru. Shock abis deh waktu tau wajah-wajah nya beda 100%, bukannya pada beda penampilan atau habis pada permak wajah. Tapi emang orangnya beda sama yang kemaren dateng rapat perdana! Ini pada kemana yang kemaren daftar? Kenapa wajah-wajah baru semua nih?
Hesa dan Dirhan. Kesan pertama buat keduanya, sungguh sangar. Hesa, Putra Balikpapan yang kuliah di Fakultas Hukum  ini berperawakan tinggi, jangkung (udah tinggi, jangkung pula), rambut keriting, kulit kecoklatan dan suara nge bas. Suka pake topi bulet ala mas mas pengamen gitu sama jeans bolong-bolong. Tinggal pegang gitar trus ditaruh di perempatan, jadilah! (Jadi apa? Tanya Pak Tarno aja. Jadi apa Prok..prok..prok..). Ditambah gelang-gelang karet dan kayu yang dipakai di tangannya, kayaknya ini anak sejenis preman jalanan. Tapi baru kali ini  saya sulit membedakan preman jalanan yang beda tipis sama pengamen. Hihihi.
Sedangkan Dirhan asalnya dari Ambon. Dari tampang sih nggak meragukan kalo dia petualang sejati. Orangnya friendly dan baik hati. Moment yang paling saya inget adalah  dia minjemin saya power bank pas di kapal menuju Waisai. Terombang-ambing di tengah laut nyari cas an, ternyata diapahlawannya, haha thanks Dir.

Tommy. Cowok putih yang belakangan ini yang dari awal ketemu emang narsis dan orangnya rame kayak kaleng rombeng ini kuliah di Fakultas Peternakan dan tercatat sebagai atlet pencak silat papan atas (Eh Eniwei, pencak silat termasuk atlet nggak sih? Yang jelas, bukan binaragawan kan?). Hobinya adalah suka koar-koar kalo dia itu ganteng. Tommy orangnya baik, solidaritasnya tinggi, lucu, dan suka bantuin program temen-temennya walaupun jadi melalaikan programnya sendiri (Iya kan Tom? Hehe)

Zaim. Mahasiswa Fakultas MIPA ini nggak banyak omong. Dia ngomong untuk hal-hal yang dirasa penting aja. Saya sering banget ketemu orang—orang aneh tapi orang ini yang paling aneh. Mengenal Zaim, jadi menyadari sesuatu bahwa unik, aneh dan antimainstream itu beda tipis ya?  Trus sekarang kalo saya tanya, orang normal kan kalo pake sendal jepit itu njepitnya di antara jempol kaki dan jari kedua kaki. Nah, kalo orang yang njepitnya di anta jari kedua dan jari ketiga kaki itu termasuk aneh, unik atau antimainstream??? Soalnya Zaim kalo pake sendal jepit, kayak gitu. Tapi dibalik keunikannya itu, saya salut dengan kesabaran dan ketabahannya dalam mengurusi tim KKN ini. Orangnya enjoy, dan kayaknya dia jadi kormanit yang paling enjoy (kayaknya lhoo..). Soalnya seumur-umur KKN yang dua bulan itu saya belum pernah lihat dia depresi atau marah-marah ke kita terkait dengan KKN. Dan bila ada masalah, dia akan menyampaikan pada kami dan mendiskusikannya bersama-sama.

Taufiq. Sama kayak Hesa, dia juga di Fakultas Hukum. Dia paling dituakan di sini. Kalau bicara sungguh tertata. Sempet saya pikir, di tim ini cuma dia yang berpendidikan. Yang lainnya lebih kelihatan aneh, gila bin ajaibnya daripada terlihat seperti orang terdidik. Hehe. Tapi kadang dia suka nyebelin juga, sih apalagi kalo lagi ngantuk atau lagi fokus pegang stik PES. Apalagi kalo dia mengomentari saya,"Aini kamu polos banget sih disuruh apa-apa aja mau" di saat saya mengiyakan permintaan tolongnya. Rasanya tuh pengen lempar plastik batagor lagi ke mukanya, tapi sayang di sana kan nggak ada batagor. Kan saya mengerjakan apa yang dia suruh karena saya ngehormatin dia sebagai kormasit. Ck..ck..ck.. Seharusnya saya dapet apreciate, sebab jadi anggota KKN Saonek yang paling nurut,

Mamer. Saya agak nyesel nyebut Tommy kaleng rombeng, karena saya baru mikir. Kalo Tommy aja rame nya kayak kaleng rombeng, Mamer apa dong?? Masalahanya, dia tiga tingkat lebih tinggi level rombengnya daripada Tommy. Cuma ada tiga kemungkinan kalo dia ngomong: nggak bener, nggak penting, atau jorok. Eniwei, dia yang paling kacau di antara kita semua. Tapi jujur, mungkin tanpa Mamer, KKN kita nggak akan bahagia karena nggak ada yang bersedia jadi bahan lawakan. Saya rajin berdoa semoga dengan adanya Mamer dan Tommy di tim KKN ini, nama baik Fakultas Peternakan masih terjaga. Aamiin

Dindy. Mahasiswa Teknik yang alim. Sungguh tidak tercemar dan terkontaminasi kegilaan beberapa anggota KKN kami.

Ragil. Mahasiswa Teknik Fisika ini sama-sama ngapak kayak saya. Orangnya pendiem dan saingan alimnya sama Dindy deh kayaknya. Saya mau minta maaf karena saya sempet kira dia ini perempuan soalnya nama panjangnya Desy Ragil. Heheh. Peace Gil....^^v

Ghofar dan Sandi. Sama-sama mahasiswa Fakultas Ekonomi. Kalo ghofar orangnya friendly, kalo sandi orangnya aneh dan kontroversial. Itu sudah.

Imron. Cowok tinggi item ini dari Fakultas Psikologi. Kalo Tommy suka ngaku-ngaku ganteng, Imron suka tebar pesona, mengklaim 'gue adalah cowok yang merawat diri', pintar bicara (dalam artian punya intonasi bicara yang meyakinkan pendengarnya), dan suka nggombal nggak penting. Tapi di sisi lain dia adalah cowok yang perhatian. Kalo inget dia, jadi inget Hakazawa ketua kelas nya Maruko Chan termasuk style rambutnya yang melambai. Hihihi. Oia, dan catatan penting: Dia orangnya juga Kacau kayak Mamer. Berrrrrrrrrrrrrhati-hatilah!

Ega. Kalo saya bilang imron cowok tinggi item dan Hesa cowok tinggi jangkung, Ega lain banget dari mereka. Cowok MIPA berperawakan kecil imut-imut ini (saya nggak bilang pendek lho) terkenal dengan jenggotnya. Badan boleh unyu, tapi semangatnya mungkin melebihi kita-kita. Dia lah orang pertama yang menjadi salah satu semangat saya memutuskan bergabung di tim KKN hebat ini. And thanks masbro, kamu bener membuktikan pada saya bahwa ini mimpi mu dan tidak mengkhianati saya sebagai ‘awak’ hinga akhir perjalanan meraih mimpi.

Jovan dan Bas. Ngomongin Bas dulu deh. Mahasiswa teknik sipil ini duet sama Ega tentang konspirasi ide gila KKN ke Raja Ampat ini. Dia juga yang nyalain api semangat saya dan teman-teman untuk tetap mengikatkan diri pada tim KKN ini apapun yang terjadi. Jovan dan Bas adalah perpanjangan tangan dari Pak Adam selaku DPL. Terutama lebih kepada alasan karena mereka adalah anak sipil, penggerak utama program unggulan KKN ini.

Hardi. Mahasiswa Teknologi Pertanian ini kesan pertama yang ditimbulkan adalah kalem dan kayaknya ‘sekelas’ sama mas taufiq. Awal-awal, dia nggak ikut kumpul karena lagi Kerja Praktek di Danone. Sampe-sampe kita nggak tau Hardi tuh siapa. Pertama kali dia ada di forum rapat, kami kerjaannya minta maaf melulu ke dia karena inventaris orang-orang kacau di kelompok ini lumayan mendominasi. Tapi setelah itu saya nyesel minta maaf gitu ke dia sebab tak disangka dia cepat banget beradaptasi sama kegilaan yang ada. Dan jadilah dia Trio Kwek-kwek dengan Imron dan Mamer. Trio kacau dari Tim KKN PPB 06.
           
Umam, Bayu dan Adek. Mereka dari Fakultas Teknik.  Simpel nya, mereka semua kayaknya ‘sekelas’ dengan Mas Taufiq. Sistematic, Logic, de el el yang belakangnya ‘ic’

Sisanya, kita sebut The Best Ten. Pasukan cewek-cewek cantik yang ada di tim ini. Ada Ayu dan  Saya dari Fakultas Biologi. Lalu ada Mbak Dea dari Kehutanan, Fitri dari Ilmu sosial dan Politik, Nurma dari sastra jepang, Lu’lu dari sastra arab, Jems dari statistika, Gaiety dari sosiologi,  Indah dari pertanian dan Lelia dari Teknologi Pertanian. Kita semua kalem-kalem, kalo gila ya di dalem aja. Jaga image gitu loh. Hehe. Pertama  kali cewek-cewek ini terkumpul dan fix menjadi bagian yang sah dari anggota KKN ini, yang pertama kali di observasi adalah siapa yang pinter masak. Dan yang memenuhi kandidat itu adalah Ayu, Nurma, Indah dan Lulu. Yang lainnya sih sekedar bisa aja kali yaaa. Hhehehe.

5 komentar:

  1. Muhahahahah...emang aku segitunya ya aini...

    BalasHapus
  2. wakakak...tulisannya ditambahin...trnyata sebegitu nyebelinnya ya pas KKN...

    BalasHapus
  3. itu sy bilang kamu nurut itu sbtulnya muji lho, ngulang perkataan imron aja...beneran.
    soal yg ngantuk dan main PES itu hal yang manusiawi...hahahhah...sy udah kapok dilempar2in.

    dan ternyata banyak ya yang "sekelas" sama aku...hahah kira2 gurunya macam mana punya murid sekelas kayak gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya. ditambahin. ngedit kan gak sekali dua kali. jujur sih, sebenernya paling ngga bisa kalo bikin cerita pake bahasa santai. tp lg berusaha. he he

      Hapus