Seiring berjalannya waktu, semakin mantap Raja Ampat
di depan mata (padahal nggak punya duit). Open recruitment calon anggota mulai
kami buka. Sebagai anggota tim pengusul, tentunya kami udah membicarakan sistem
seleksinya kayak gimana. Mulai dari wawancara hingga penilaian langsung pada
agenda pertemuan perdana (sok iye banget. Haha).
“Jadi, mau gimana nih kriteria calon anggota nya?”,
tanya ghofar. Berhubung waktu itu kita belom punya basecamp atau pun tempat
yang cucok buat dijadiin langganan tempat rapat, jadilah waktu itu ghofar,
saya, lulu dan ayu ‘rapat’ nya on the trotoar parkiran belakang masjid kampus.
Backsound nya abang-abang tukang parkir yang teriak,”Yak! Mobil parkir sana
mas! Yak! Masuk terus, terus! Terus!”.
“Kriteria?
Serius ini kita mau ngomongin kriteria? Mending kalo banyak yang daftar”, jawab
Lulu sekenanya sambil nyatet-nyatet (nyatet apaan sih Lu? Hasil rapat aja
kayaknya belom ada dehh).
“Ya
setidaknya kita optimis aja gitu lho”
“Yaudah.
Alokasikan dulu aja kita butuhnya fakultas apa aja”
“Pertanian,
geografi, psikologi, kedokteran kita belum punya. Kayaknya itu deh yang urgent”
“Errrr..
oke. Ditampung deh.”,
“Oke.
Lu catet ya. Ntar ada yang woro-woro di grup KKN tentang kriteria nya”
Selain bahas skala prioritas kebutuhan akan fakultas
juga ngomongin bahan pertanyaan wawancara. Kayak misalnya,”motivasi nya apa kok
pengen jauh-jauh KKN nya?”, lalu, “uda tau di sana tantangannya akan lebih
banyak? Ada malaria, adat yang kita nggak tau, de el el” dan pertanyaan tentang
kontribusi apa yang akan diberikan ke tim KKN ini. Setelah kira-kira satu jam
ngomongin itu, kami bubar dan sepakat ketemu lagi di forum perdana kumpul KKN
dengan wajah-wajah baru.
Di luar dugaan, ternyata peminat yang mau gabung ke
tim KKN kami lumayan membludak juga. Dan yang paling banyak adalah ‘rombongan
saya’, dari Fakultas Biologi. Saya emang ngajakin temen-temen saya di kampus
sebanyak mungkin. Overload lebih baik daripadad nggak ada sama sekali, pikir
saya waktu itu. Dan heran juga, banyak yang mau terima ajakan saya. Jadi mikir,
jangan-jangan habis ini saya lolos jadi anggota MLM! Hehe. Tapi tetep aja jadi
nggak imbang dari segi jumlah. Mau ngapain anak biologi sebanyak itu. Ah biarin
deh itu masalah nanti. Lagipula dengan sendirinya pasti akan ada seleksi alam.
Sebeb nggak menutup kemungkinan mereka yang pada daftar sekarang nyalinya
berubah jadi ciut ketika udah mendengar tetek bengek tentang rencana KKN kita
ke depan. Terutama kalo mereka denger masalah DUIT.
Kumpul perdana waktu itu lokasinya di selasar gedung
rektorat. Formasi duduknya lingkaran, ngak berjejer kayak orang lagi nonton
layar tancep kayak pas ‘rapat’ oprec minggu lalu. Awalnya saya pribadi, melongo
liat siapa-siapa aja yang dateng. Bukan karena udah kenal, tapi malah karena
nggek kenal sama sekali dan tampang-tampang nya itu lho..wuaoooww.
Sangar-sangar. Beberapa tampak seperti anak MAPALA. Kebayang saya yang
menye-menye ini bakal idup dua bulan sama para lelaki yang dari tampang aja
kayaknya udah bisa berantem sama harimau. Semakin banyak yang datang, semakin
kita memperbesar diameter formasi lingkaran kita. Acaranya sih gitu-gitu aja.
Perkenalan, nama saya anu dari fakultas una. Tapi lumayan ,makan waktu karena
jumlahnya hampir 30 calon anggota. Lalu cerita singkat tentang rencana KKN dan
gambaran program utama serta cerita dikit tentang calon lokasi KKN. Dan pas
ditanya kenapa gabung KKN ini, rata-rata jawabnya klise; ingin cari pengalaman
baru.
Besoknya, saya dapet sms rapat tim open recruitment
lagi. Dapet laporan kalo ternyata sebgaian besar mengundurkan diri. Dan mulai
ternyata nggak diijinin sama ortu KKN jauh-jauh, sampai pada alasan baru tau
kalo SKS nya belum mencukupi untuk ambil KKN.
Jadi, kami memutuskan kalo kita masih memungkinkan untuk terima
pendaftaran lagi.
Hingga pada akhirnya, sampailah kita pada pertemuan
kedua anggota baru. Shock abis deh waktu tau wajah-wajah nya beda 100%,
bukannya pada beda penampilan atau habis pada permak wajah. Tapi emang orangnya
beda sama yang kemaren dateng rapat perdana! Ini pada kemana yang kemaren
daftar? Kenapa wajah-wajah baru semua nih?
Hesa dan Dirhan. Kesan pertama buat keduanya,
sungguh sangar. Hesa, Putra Balikpapan yang kuliah di Fakultas Hukum ini berperawakan tinggi, jangkung (udah
tinggi, jangkung pula), rambut keriting, kulit kecoklatan dan suara nge bas.
Suka pake topi bulet ala mas mas pengamen gitu sama jeans bolong-bolong.
Tinggal pegang gitar trus ditaruh di perempatan, jadilah! (Jadi apa? Tanya Pak
Tarno aja. Jadi apa Prok..prok..prok..). Ditambah gelang-gelang karet dan kayu
yang dipakai di tangannya, kayaknya ini anak sejenis preman jalanan. Tapi baru
kali ini saya sulit membedakan preman
jalanan yang beda tipis sama pengamen. Hihihi.
Sedangkan
Dirhan asalnya dari Ambon. Dari tampang sih nggak meragukan kalo dia petualang
sejati. Orangnya friendly dan baik hati. Moment yang paling saya inget
adalah dia minjemin saya power bank pas
di kapal menuju Waisai. Terombang-ambing di tengah laut nyari cas an, ternyata
diapahlawannya, haha thanks Dir.
Tommy. Cowok putih yang belakangan ini yang dari
awal ketemu emang narsis dan orangnya rame kayak kaleng rombeng ini kuliah di
Fakultas Peternakan dan tercatat sebagai atlet pencak silat papan atas (Eh
Eniwei, pencak silat termasuk atlet nggak sih? Yang jelas, bukan binaragawan
kan?). Hobinya adalah suka koar-koar kalo dia itu ganteng. Tommy orangnya baik, solidaritasnya tinggi, lucu, dan suka bantuin program temen-temennya walaupun jadi melalaikan programnya sendiri (Iya kan Tom? Hehe)
Zaim. Mahasiswa Fakultas MIPA ini nggak banyak
omong. Dia ngomong untuk hal-hal yang dirasa penting aja. Saya sering banget
ketemu orang—orang aneh tapi orang ini yang paling aneh. Mengenal Zaim, jadi
menyadari sesuatu bahwa unik, aneh dan antimainstream itu beda tipis ya? Trus sekarang kalo saya tanya, orang normal
kan kalo pake sendal jepit itu njepitnya di antara jempol kaki dan jari kedua
kaki. Nah, kalo orang yang njepitnya di anta jari kedua dan jari ketiga kaki
itu termasuk aneh, unik atau antimainstream??? Soalnya Zaim kalo pake sendal
jepit, kayak gitu. Tapi dibalik keunikannya itu, saya salut dengan kesabaran dan ketabahannya dalam mengurusi tim KKN ini. Orangnya enjoy, dan kayaknya dia jadi kormanit yang paling enjoy (kayaknya lhoo..). Soalnya seumur-umur KKN yang dua bulan itu saya belum pernah lihat dia depresi atau marah-marah ke kita terkait dengan KKN. Dan bila ada masalah, dia akan menyampaikan pada kami dan mendiskusikannya bersama-sama.
Taufiq. Sama kayak Hesa, dia juga di Fakultas Hukum.
Dia paling dituakan di sini. Kalau bicara sungguh tertata. Sempet saya pikir,
di tim ini cuma dia yang berpendidikan. Yang lainnya lebih kelihatan aneh, gila
bin ajaibnya daripada terlihat seperti orang terdidik. Hehe. Tapi kadang dia suka nyebelin juga, sih apalagi kalo lagi ngantuk atau lagi fokus pegang stik PES. Apalagi kalo dia mengomentari saya,"Aini kamu polos banget sih disuruh apa-apa aja mau" di saat saya mengiyakan permintaan tolongnya. Rasanya tuh pengen lempar plastik batagor lagi ke mukanya, tapi sayang di sana kan nggak ada batagor. Kan saya mengerjakan apa yang dia suruh karena saya ngehormatin dia sebagai kormasit. Ck..ck..ck.. Seharusnya saya dapet apreciate, sebab jadi anggota KKN Saonek yang paling nurut,
Mamer. Saya agak nyesel nyebut Tommy kaleng rombeng,
karena saya baru mikir. Kalo Tommy aja rame nya kayak kaleng rombeng, Mamer apa
dong?? Masalahanya, dia tiga tingkat lebih tinggi level rombengnya daripada
Tommy. Cuma ada tiga kemungkinan kalo dia ngomong: nggak bener, nggak penting,
atau jorok. Eniwei, dia yang paling kacau di antara kita semua. Tapi jujur,
mungkin tanpa Mamer, KKN kita nggak akan bahagia karena nggak ada yang bersedia
jadi bahan lawakan. Saya rajin berdoa semoga dengan adanya Mamer dan Tommy di
tim KKN ini, nama baik Fakultas Peternakan masih terjaga. Aamiin
Dindy. Mahasiswa Teknik yang alim. Sungguh tidak
tercemar dan terkontaminasi kegilaan beberapa anggota KKN kami.
Ragil. Mahasiswa Teknik Fisika ini sama-sama ngapak
kayak saya. Orangnya pendiem dan saingan alimnya sama Dindy deh kayaknya. Saya
mau minta maaf karena saya sempet kira dia ini perempuan soalnya nama
panjangnya Desy Ragil. Heheh. Peace Gil....^^v
Ghofar dan Sandi. Sama-sama mahasiswa Fakultas
Ekonomi. Kalo ghofar orangnya friendly, kalo sandi orangnya aneh dan
kontroversial. Itu sudah.
Imron. Cowok tinggi item ini dari Fakultas
Psikologi. Kalo Tommy suka ngaku-ngaku ganteng, Imron suka tebar pesona, mengklaim 'gue adalah cowok yang merawat diri', pintar bicara (dalam artian punya intonasi bicara yang meyakinkan pendengarnya), dan suka nggombal nggak penting. Tapi di sisi lain dia adalah cowok yang perhatian. Kalo
inget dia, jadi inget Hakazawa ketua kelas nya Maruko Chan termasuk style
rambutnya yang melambai. Hihihi. Oia, dan catatan penting: Dia orangnya juga
Kacau kayak Mamer. Berrrrrrrrrrrrrhati-hatilah!
Ega. Kalo saya bilang imron cowok tinggi item dan
Hesa cowok tinggi jangkung, Ega lain banget dari mereka. Cowok MIPA berperawakan
kecil imut-imut ini (saya nggak bilang pendek lho) terkenal dengan jenggotnya. Badan
boleh unyu, tapi semangatnya mungkin melebihi kita-kita. Dia lah orang pertama
yang menjadi salah satu semangat saya memutuskan bergabung di tim KKN hebat
ini. And thanks masbro, kamu bener membuktikan pada saya bahwa ini mimpi mu dan
tidak mengkhianati saya sebagai ‘awak’ hinga akhir perjalanan meraih mimpi.
Jovan dan Bas. Ngomongin Bas dulu deh. Mahasiswa
teknik sipil ini duet sama Ega tentang konspirasi ide gila KKN ke Raja Ampat
ini. Dia juga yang nyalain api semangat saya dan teman-teman untuk tetap
mengikatkan diri pada tim KKN ini apapun yang terjadi. Jovan dan Bas adalah
perpanjangan tangan dari Pak Adam selaku DPL. Terutama lebih kepada alasan
karena mereka adalah anak sipil, penggerak utama program unggulan KKN ini.
Hardi. Mahasiswa Teknologi Pertanian ini kesan
pertama yang ditimbulkan adalah kalem dan kayaknya ‘sekelas’ sama mas taufiq.
Awal-awal, dia nggak ikut kumpul karena lagi Kerja Praktek di Danone.
Sampe-sampe kita nggak tau Hardi tuh siapa. Pertama kali dia ada di forum
rapat, kami kerjaannya minta maaf melulu ke dia karena inventaris orang-orang
kacau di kelompok ini lumayan mendominasi. Tapi setelah itu saya nyesel minta
maaf gitu ke dia sebab tak disangka dia cepat banget beradaptasi sama kegilaan
yang ada. Dan jadilah dia Trio Kwek-kwek dengan Imron dan Mamer. Trio kacau
dari Tim KKN PPB 06.
Umam, Bayu dan Adek. Mereka dari Fakultas
Teknik. Simpel nya, mereka semua
kayaknya ‘sekelas’ dengan Mas Taufiq. Sistematic, Logic, de el el yang
belakangnya ‘ic’
Sisanya, kita sebut The Best Ten. Pasukan
cewek-cewek cantik yang ada di tim ini. Ada Ayu dan Saya dari Fakultas Biologi. Lalu ada Mbak Dea
dari Kehutanan, Fitri dari Ilmu sosial dan Politik, Nurma dari sastra jepang,
Lu’lu dari sastra arab, Jems dari statistika, Gaiety dari sosiologi, Indah dari pertanian dan Lelia dari Teknologi Pertanian. Kita semua kalem-kalem, kalo gila ya di dalem
aja. Jaga image gitu loh. Hehe. Pertama
kali cewek-cewek ini terkumpul dan fix menjadi bagian yang sah dari
anggota KKN ini, yang pertama kali di observasi adalah siapa yang pinter masak.
Dan yang memenuhi kandidat itu adalah Ayu, Nurma, Indah dan Lulu. Yang lainnya
sih sekedar bisa aja kali yaaa. Hhehehe.
Muhahahahah...emang aku segitunya ya aini...
BalasHapussegitunya gimana? iya segitulah..
Hapuswakakak...tulisannya ditambahin...trnyata sebegitu nyebelinnya ya pas KKN...
BalasHapusitu sy bilang kamu nurut itu sbtulnya muji lho, ngulang perkataan imron aja...beneran.
BalasHapussoal yg ngantuk dan main PES itu hal yang manusiawi...hahahhah...sy udah kapok dilempar2in.
dan ternyata banyak ya yang "sekelas" sama aku...hahah kira2 gurunya macam mana punya murid sekelas kayak gitu.
iya. ditambahin. ngedit kan gak sekali dua kali. jujur sih, sebenernya paling ngga bisa kalo bikin cerita pake bahasa santai. tp lg berusaha. he he
Hapus