Indias Nurul Aini

Foto saya
“Jangan Percaya Saya” Saya adalah seorang gadis kecil yang suka berbohong Kalau saya pinokio, maka hidung saya pastilah akan bertambah panjang tiap kali saya tersenyum dan tertawa sambil berkata,”hahaha saya baik-baik saja ^___^ “ dan kalau rahasia bisa diuangkan, pastilah saya sudah kaya raya

Selasa, 10 Desember 2013

Ini ceritaku, apa ceritamu? ^^



Rezeki yang Allah datangkan untuk kita ada banyak sekali. Yang mana yang didatangkan terlebih dahulu, tidak ada satu pun manusia yang tahu. Sebagaimanapun rapi manusia merencanakan, semua akan berujung pada ketentuan Allah. 

Bagi saya dan hampir semua teman-teman wanita yang masih studi, tentunya  mempunyai rencana-rencana untuk kapan menikah. Rata-rata, jawabannya sama,”lulus dulu”, bahkan tidak sedikit ada yang menambahkan,”kerja dulu”. 

Ya, tidak salah sih.. lulus-kerja-menikah-punya anak memang jadi top survei (kalo ini ibarat kuis famili 100) tentang kronologi kehidupan yang ideal dan logis. Tapi ada juga yang urutannya kerja-lulus-nikah, karena dia semasa kuliahnya juga disambi kerja,dan malah asyik dengan dunia kerjanya, sehingga dia kerja dulu baru lulus (kenyataan kok, tmn saya ada yg bgini). Ada juga yang nikah dulu, baru kemudian kuliah, lalu lulus dan dapat kerja. Ah, bagi saya, bagaimanapun urutannya, sama saja. .itu cuma alur kehidupan. yang mana yang dijalani lebih dulu,nggak masalah. Fleksibel saja,  sebab semua orang punya cerita dan mengapa dia - begini mengapa dia begitu .. Suatu hal yang ideal, kembali kepada masing-masing yang menjalani.

Bagi saya, menikah itu urusan yang riskan tetapi juga jangan dijadikan suatu hal yang ditakuti. Kenapa riskan? Pertama, kita tidak pernah tau kapan Allah menganugerahkan cinta di hati Adam kepada Hawa. Kalau iya sudah mantap, dan siap, apa lagi yang ditunggu? Bukan terburu-buru, tapi hanya menyegerakan semuanya menjadi barokah, di mana semua yang kita lakukan atas nama cinta terhadapnya terhitung pahala. Perlu digarisbawahi ‘sudah mantap dan siap’ dan itu kembali pada hati masing-masing lho.  Kedua, keberhasilan dari pernikahan adalah everlasting. Forever. Sampai maut memisahkan, satu untuk selamanya, sifatnya dunia-akhirat, tidak main-main lho.  Sedangkan skripsi, adalah satu hal kecil dari tuntutan duniawi. Menjadi satu langkah kecil untuk kita lewati dengan cara yang baik. Insya Allah selesai kalau dikerjakan dengan rutin, tekun dan kontinyu. Namun walaupun begitu, ‘bertemu dengan toga’ juga nggak ada yang sepakat bahwa itu hal yang mudah. Sebab itu juga hal yang membutuhkan perjuangan yang menguras mental, fisik dan batin. Hhehe. 

Saya memutuskan untuk menikah terlebih dahulu sebab saya ingin menyegerakan kebarokahan untuk diri saya, dan juga untuk orang lain. Ini lebih ke merupakan bentuk rasa syukur saya sih,pada akhirnya telah dipertemukan dengan seseorang yang juga udah nyangkut di hati semenjak saya semester tiga (bocoran nih yee XD). Kebetulan dia nya juga datangnya kepada saya, bukan yang lain. Dengan hati yang sebenarnya juga ketar-ketir sebab saya tidak bisa memastikan diakah jodoh saya walaupun mungkin boleh jadi saya menyukainya. . >_<

Sebut saja dia Si Kakak. Dia satu almamater denganku, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Kami terpaut beda 3 generasi (beda angkatan), di saat saya masih angkatan muda, dia sudah angkatan tua Xb
Jadi, otomatis, ketika dia sudah bekerja, saya masih kuliah. Saat itu, suka hanyalah sekedar suka. Biar saja, suka kan manusiawi. Saya saat itu juga belum terpikir akan menikah dalam waktu begini (maksudnya, msh kecil, msh kuliah gitu loh. Nikah? emm rasanya itu nanti2 deh.. ga akan ada yang 'dateng' dlm wkt dekat ini deh kayaknya. Dan seandainya ada, saya kayaknya bakal langsung nolak. secara,.masi kuliah gituu loo). Dan itu lah, sedikit bocoran yaa..jangan pernah berkata seperti ini, nanti kualat kayak saya (lhoo? XD). Iya, sebab itu sama saja mengingkari kuasa Allah. Allah bisa saja datangkan jodoh tiba-tiba jika Dia menghendaki. Seperti itulah, sepertinya saya mendapat  sedikit 'teguran' dari perkataan saya yang padahal cuma 'mbatin' itu. 

Di saat Si Kakak sedang bekerja di luar jawa, di pertengahan dan diakhir tahun 2012, ada dua orang lain yang berniat datang pada saya. Saat itu, apa lah daya. .keduanya orang yang shalih. Rasanya kayak kesamber petir, bahwa apa yang saya pikir tidak mungkin terjadi, kok yaa malah kejadian. >_< Menolak pun tidak semudah yang dibayangkan. Akhirnya saya banyak merenung dan 'curhat' ke Allah, saya harus apa. Akhirnya, sebagai bentuk 'penerimaan' dari 'teguran' itu, saya hadapi saja. Saya saat itu sadar, betapa saya sudah meragukan kuasa Allah. Segalanya bisa terjadi. Ya, segalanya bisa terjadi. Akhirnya, saya memutuskan untuk berjalan atas 'titah' Nya, kali ini dengan segunung kepercayaan bahwa Allah punya penyelesaian yang indah dibalik semuanya. Yang saya perlu lakukan adalah menyikapi nya dengan baik. Kali ini, saya benar-benar menyerah, mungkin udah lambai2 ke kamera atau lambai2 bendera putih ke Allah. Lambai-lambai ke kamera dan bendera nya diganti sama banyak solat istikhoroh dan berdoa di setiap shalat dan malam hari. Kali ini, sebagai tanda kepasrahan saya, saya lebih suka Allah yang menentukan takdir saya walau saya mungkin sudah memiliki kecenderungan di hati terhadap seseorang. Saya hanya berazzam, akan melewatinya dengan apa yang sudah ditentukan olehNya. Jika ada yang berniat baik pada saya, seandainya saya harus menolaknya,saya akan menolak dengan alasan yang baik (bukan karena subjektivitas krn saya sudah ada kecenderungan pada orang lain). Jikapun saya dipertemukan dengan dia, orang yang saya sukai pada akhirnya (Si Kakak), saya menginginkan cara yang ahsan (baik). Saya hanya mencoba mengaplikasikan bahwa YA, RENCANA ALLAH AKAN SELALU LEBIH INDAH. Dan juga sebagai salah satu bentuk 'penebusan dosa' saya yang sudah pernah meragukan Allah secara tidak langsung itu. Kali ini, saya harus yakin bahwa jika memang takdir saya adalah Si Kakak, maka siapapun orang yang saya temui, semuanya itu..akan tetap berakhir pada Si Kakak. Allah punya cerita, Allah punya cara, selalu punya cara..untuk menjadikan sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin, sesuatu yang dulu pernah saya ragukan (walaupun tidak sengaja) melalui batin. 

Singkat cerita, saya tidak jadi berproses dengan keduanya. Yang pertama, karena Allah menimbulkan keraguan di hatinya tentang kesiapan dirinya terhadap saya, secara tiba-tiba. Wallahua’alam, Allah yang Maha Membolak-balik hati. Sedangkan yang kedua, dia kakak tingkatku di sekolah dulu. Rupanya, dia masih mengumpulkan keberanian untuk mengatakan langsung pada saya. Selama ini dia hanya berani bertanya tentangku lewat teman2ku. Apa boleh buat, bagiku, tidak ada yang perlu direspon. Lagipula, aku juga tidak mengenalnya sama sekali. Hanya tau-tau dia nongol di facebook dan mengenalkan dirinya sebagai alumni sekolah. Seandainya saya berproses dengannya, saya tidak tau apa-apa tentangnya, orangnya yang seperti apa juga saya tidak tau. And....surprise...tidak ada yang pernah menduga, bahwa kepulangan si Kakak yang pertama kali ke jawa, di cuti pertamanya..ia benar-benar datang ke rumahku. My home sweet home yang kini jadi tambah sweet karenanya. . hihi ^^

Beberapa minggu setelah Si Kakak melamar saya, kakak kelasku (orang kedua, yang kuceritakan tadi) akhirnya berani mengutarakan maksudnya pada saya. Dan saat itu saya sudah punya jawaban pasti untuknya, bahwa seseorang yang lain telah terlebih dulu menkhitbah saya. Sesuai syariat, tidak boleh ada khitbah di atas khitbah. Ah, tuh kan..saya kemudian membatin, dengan siapa pun saya menikah, sudah kemungkinan besar akan terjadi di tahun 2014 ini. Tapi saya sangat amat bersyukur, bahwa yang datang adalah orang yang saya kenal baik dan memang ada rasa suka terhadapnya. Berharap yang kemarin itu adalah khitbahku yang pertama dan terakhir. Jangan ada lagi. Dan sampai detik ini, saya merasa mendapatkan kemudahan-kemudahan dari Allah dalam menjalani segala sesuatunya yang berkaitan dengan menjelang hari bahagia kami di tahun depan Insya Allah. Saya hanya berharap, semoga kemudahan-kemudahan yang diberikanNya ini merupakan suatu tanda bahwa keridhoan Allah memang ada disini. Aamiin ya Rabbal 'alamiin..

Maka kujawab begini untuk setiap pertanyaan tentang keputusan menikah sebelum wisuda, “Doakan lancar aja deh ya,.^^ Mau gimana lagi, pikirku..bertemu dg jodoh itu lebih sulit daripada mendapatkan gelar  S1. Hehe. Jadi, kalo jodoh udah datang, ya diterima aja. Ternyata dipertemukan dg jodohnya sebelum dipertemukan dg toga nih (ewww ^^). Smoga dia adalah jodohku, yang pertama dan terakhir :3”

Semua orang punya cerita.
Ini ceritaku, apa ceritamu? ^^

Kamis, 05 Desember 2013

Semacam cerita apa ya




           Pada tahun 2008 di Bandung, ada sebuah kisah nyata yang amat mengharukan. Ini tentang kisah cinta jarak jauh yang dialami oleh sepasang kekasih yang bernama Samara dan Ari.
          Samara adalah seorang mahasiswi dari sebuah universitas terkenal di Bandung yang menjalin cinta jarak jauh dengan seorang pemuda baik yang terpaksa harus meninggalkan Samara ke Papua karena ada kontrak kerja dengan salah satu perusahaan di Papua, tapi itu tidak akan lama karena kontraknya hanya 6 bulan apalagi sekarang kan telekomunikasi sudah lancar apalagi para provider telepon seluler sudah bersaing menawarkan nelpon murah. Ari sangat mencintai Samara dan begitupun sebaliknya samara pun sangat mencintai Ari, jadi Sebelum berangkat Ari berjanji pada Samara kalau ia kembali nanti ia akan melamarnya secara resmi kepada orangtua Samara, mendengar itu Samara sangat bahagia.
          Samara ini mempunyai julukan dari teman-temannya yaitu miss ringring itu karena kapanpun dan dimanapun Samara berada dia tidak pernah lepas dari Handponenya, ya sms lah, ya nelpon lah. Selain memang karena sang pujaan hati yang berada jauh Samara memang dasarnya sangat hobi menelpon sampai-sampai teman-temannya tidak pernah ada yang absen ditelpon setiap hari… huh.. mentang-mentang lagi murah dasar miss ringring. Saking hobinya menelpon, dengan nada bercanda Samara pernah berkata pada teman-teman dan juga orangtuanya kalau ia meninggal nanti ia mau dikuburkan bersama HP beserta simcard dan sekalian chargernya.
          Kisah tragis itupun dimulai ketika hari kamis sore menjelang maghrib ketika satu minggu lagi Ari sang pujaan hati akan kembali dari Papua, ketika itu Samara baru saja pulang kuliah dan seperti biasa Hpnya berada ditelinganya, tapi karena itulah ketika ia ingin menyeberang ia tidak memperhatikan sebuah truk yang melaju kencang dan akhirnya ia pun ditabrak dengan tragis dan sudah bisa ditebak Samara gadis ceria itu tewas dengan cara yang tragis dengan Hpnya yang masih berada dalam genggamannya. Semua teman-teman terutama orangtuanya sangat terpukul dengan kematian Samara yang tragis dan mendadak. Semua orang yang datang melayat tidak bisa tidak menetskan air mata, apalagi ketika mengetahui kalau seminggu lagi kekasihnya nya akan datang dan yang lebih mengharukan lagi sebenarnya Ari kekasih Samara belum mengethui kabar kematian kekasihnya itu karena tidak ada yang tega menyampaikan berita duka ini pada Ari.
          Keanehan mulai terjadi ketika jenazah Samara akan diangkat menuju pemakaman, jenazahnya tidak bisa terangkat sedikitpun bahkan dengan  banyak orang. Akhirnya orang pintar didatangkan dan orang pintar itu memulai aksinya tidak lama kemudian ia berkata pada orangtua Samara apakah ada pesan dari Samara sebelum meninggal? Orangtua dan teman-teman samara saling memandang sebelum akhirnya ibu samara mengatakan tentang keinginan Samara sebelum yang meminta dikuburkan bersama Hpnya. Hp dan simcard beserta charger milik Samara diambil dan dimasukkan dalam kain kafan Samara, hasilnya sungguh membuat semua orang yang hadir tercengang karena setelah itu jenazah Samara dengan mudahnya dapat diangkat dan selanjutnya dimakamkan.
          Kisah mengharukan kembali terjadi ketika keluarga dan teman-teman Samara memperingati tujuh hari meninggalnya Samara, itu karena saat itu tiba-tiba di pintu rumah orangtua Samara muncul Ari, senua mata tertuju pada Ari dan Ari pun bertanya-tanya  dalam hati sebelum akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya; ”ada apa?” Semua orang terdiam tidak ada yang menjawab, walaupun akhirnya Ari menyadari sendiri keadaan kalau ini adalah semacam tahlilan dan itu artinya ada yang meninggal, tapi kelihatannya semua anggota keluarga Samara ada disini, kecuali Samara sendiri!!! Ya kecuali Samara, Ari akhirnya menyadari ketidakhadiran Samara, ia pun bertanya dimana Samara? Sekali lagi ia bertanya; “om, tante, Samara dimana?” Beberapa saat semua orang masih diam, kemudian dengan suara bergetar ayah samara berkata; “nak Ari sabar ya Samara sudah meninggalkan kita semua, samara sudah dipanggil oleh Tuhan”. “om jangan bercanda Samara tidak mungkin meninggal” jawab Ari. “ini kenyataan nak, kamu harus terimah, seminggu yang lalu Samara mengalami kecelakaan”. Ayah samara mencoba menjelaskan. Tapi Ari masih tidak percaya “tidak mungkin Samara meninggal karena sampai hari ini saya masih berhubungan melalui telepon dan tadi pagi saya masih sms-an ini buktinya” kata Ari sambil memperlihatkan sms dari Samara. “Atau ada orang lain yang menggunakan nomor Samara?” tambah Ari. Tapi tentu saja semua orang sudah tahu kecuali Ari itu tidak mungkin karena Hp dan Simcard milik Samara sudah dikubur bersama Samara. Mendengar itu Ari makin merasa aneh dan tentu saja yang lain juga merasakan hal yang sama. Setelah itu Ari meminta untuk diantar ke makam Samara dan semua orang yang ada dirumah Samara pun ikut serta menuju makam Samara
          Setelah sampai di makam Samara salah seorang teman Samara berkata kepada Ari agar mencoba menghubungi nomor Samara, tapi belum sempat menelepon Samara Hp Ari berbunyi dan betapa terkejutnya Ari dan juga orang lain yang diperlihatkan bahwa yang menelepon adalah Samara. Ayah Samara megatakan kepada Ari untuk menerimanya dan juga mengaktifkan loudspeakernya. “halo sayang lagi ngapain?” suara ditelepon itu sangat jelas dan semua orang dekat Samara sangat mengenal kalau tidak salah lagi itu adalah suara Samara, seketika itu Ari langsung mematikan Hpnya dan orangtua Samara kembali memanggil orang pintar, setelah kembali melakukan aksinya dengan berbagai macam aksi dan dan mantra, tapi ternyata orang pintar itu tidak bisa langsung memecahkan kasus ini, ia meminta waktu “besok malam jam 8 tunggulah saya di rumah anda saya akan datang bersama teman saya dan akan memberikan jawaban atas peristiwa aneh ini”.
          Malam yang ditunggu itu pun tiba sang orang pintar datang bersama temannya seorang paranormal telekomunikasi dan dialah yang akan menjelaskan permasalahan ini dan jawaban yang ditunggu-tunggu itu pun keluar dari mulut sang paranormal telekomunikasi…. ,"XL memang mempunyai signal terkuat , dimanapun anda berada, kemanapun anda pergi jaringannya selalu ada"
Heiiii yuuuuuuuuuuuu! yg bkin tulisan ini! saya uda baca serius2 lhoooooo. akhirnya kok ya koplak sekaliii XD XD
Jadi, ini semacam cerita apa yaaa? cerita hantu kah? cerita komedi kah? cerita mistis kah? cerita roman kah? atau cerita tragis? ato malah cerita jebakian betmen? apapun dehhhhh
hahaaaa, thx for make me laugh XD 
-tulisan ini sy dpt dari http://ichank19.blogspot.com/p/kisah.html-

Minggu, 17 November 2013

Memory

Kali ini, bukan tulisanku. Ini tulisan seseorang. Lagi suka aja baca2 tulisannya,
mungkin kali ini aku lebih mejadi seperti seorang penggemar ya? Hihiii. Yaudaaaaa anggap saja begitu lah... :)

13 Mei 2011 pukul 4:05
lupa, bisa jadi suatu bncana atau justru menjadi karunia. why?

beberapa orang, dianugerahi karunia photographic memory, dimana dia dapat mengingat tiap detil kejadian yang terjadi dalam waktu yang singkat untuk diingat dalam waktu yang teramat lama. bisa jadi menjadi karunia, karena dapat menjadi senjata yang sangat ampuh untuk mengingat tiap detil dan menghindari keteledoran. namun, bisa jadi menajadi bencana atau semacam "kutukan" bagi beberapa orang. bayangkan, dia akan terus ingat apapun, bahkan hal yang sangat tidak disukainya. ada kenalanku yang mempunyai kemampuan ini, dan bagi dia ini adalah bencana, karena sampai hari ini dia sangat tidak mau melihat bus, kenapa? karena di kendaraan tsb dia kehilangan salah satu orang tuanya, dan dia terus ingat setiap detail kejadian hingga orang tuanya meninggal, dan kejadian itu terus berkelebat. "lupa itu suatu karunia kuh, saya berharap saya dapat melupakan banyak hal yang sangat tidak menyenangkan, sedikitlah bersyukur kamu dapat melupakan kejadian yang tidak kamu sukai"

tapi, lupa juga menjadi bencana, seseorang bisa kehilangan nyawa hanya karena lupa memasang peranti keselamatan. dan, lupa menjadi hal yang sangat menyakitkan ketika perlahan kita melupakan memory-memory yang berharga. pasti sangat menyakitkan, suatu ketika orang-orang sekitar kita tengah berbincang sesuatu di masa lampau, tapi kita sudah tak mengingatnya lagi. kita mencoba menggali memory dalam-dalam tapi tak menemukan apapun dalam ingatan kita. pasti sangat menyakitkan, ketika suatu waktu nanti cucu kita berkunjung tapi kita melupakan cucu kita. dan, pasti sangat sulit rasanya ketika berhadapan dengan orang yang sebelumnya sangat kita sayangi tapi kita tak mengenalinya. dan ketika menyadari, kita tengah mencari-cari rasa yang telah hilang dalam hati, mencoba kembali menggali rasa namun yang ditemukan hanya kerinduan mengingat semua memory itu.

buat "parathomon" (=P), saya sangat suka idemu, record every single moment happen to our life. karna suatu saat kita lupa, kita masih bisa membacanya untuk mengingatnya lagi, atau sekedar tersenyum dan berkata, "oh, saya dulu pernah seperti ini". dan, tanpa disadari kita sedang membuat mesin waktu yang akan menyimpan memory untuk kita kirim ke masa depan, dan di masa depan kita akan kembali ke masa lampau melihat kembali memory itu.

buat siapapun, yang ada dalam hidupku, mungkin nanti satu persatu aku akan lupa denghan kalian hingga aku lupa degan diriku sendiri. but, tiap detik waktu yang kulewati bersama kalian, aku sangat bersyukur pernah dipertemukan dengan kalian... thanks a lot mom, dad, friends, love, brother, sister, teacher, lecturer, and everyone in my life..

Rabu, 06 November 2013

Seseorang yang Mencintaimu

Seseorang yang mencintai kamu ...Tidak bisa memberi alasan, mengapa ia mencintaimu ..Dia hanya tahu, di mata dia, kamulah satu - satu nya ... Seseorang yang mencintai kamu ...Sebenarnya selalu membuatmu marah,gila, jengkel, stress ...Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang sudah ia lakukan,karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu ..

Seseorang yang mencintai kamu ....Jarang memujimu ...Tetapi di dalam hatinya, kamu adalah yang terbaik ...Hanya itu yang ia tahu ...

Seseorang yang mencintai kamu ....Akan marah atau mengeluh, ..jika kamu tidak membalas pesannya atau teleponnya ...Karena ia peduli, dan tidak ingin sesuatu terjadi padamu ...

Seseorang yang mencintai kamu ....Hanya menjatuhkan air matanya dihadapanmu ...Dan, ketika kamu mencoba menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya ... Di mana hatinya selalu berdegup, berdenyut, bergetar untukmu ...

Seseorang yang mencintai kamu ....Akan mengingat setiap kata yang kamu ucapkan ...Yang sengaja terucap, atau bahkan yang tidak sengaja ...Dan ia akan selalu menggunakan kata - kata itu, tepat pada waktunya ... Seseorang yang mencintai kamu ....Tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah ...Karena ia tidak mau mengingkari janjinya ...Ia ingin kamu untuk mempercayainya,dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman untukmu selamanya ...

Seseorang yang mencintai kamu ....Mungkin tidak bisa mengingat kejadian atau kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, atau yang lainnya ...Tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui adalah saat di mana... Ia mencintai kamu, dan tidakpeduli hari apakah ini ...

repost dari notes seseorang :)

Selasa, 05 November 2013

Ketika kau datang


Hari itu, seseorang yang ditunggu kehadirannya, benar datang. Seseorang yang belum pernah sekalipun bertemu ayah, kini akan bertatap langsung dengan lelaki yang selama ini menjadi tumpuan hidupku. Yang hafal betul setiap sikapku, setiap gerik mataku kalau akau marah, kalau aku sedih, kalau aku menyukai sesuatu. Bagaimana tidak, dia lebih dari mengetahui masa kecilku, sebab ia selalu ada bersamaku. Sosok yang dulu selalu menggendongku kalau aku menangis dimarahi ibu, sosok yang selalu menjadikan bahunya untuk aku merebahkan kepalaku, meninabobokanku, menepuk punggungku pelan sambil aku menatap langit malam untuk kemudian terlelap. 

Ada rasa khawatir terselip, memikirkan akan bagaimanakah ia menyikapi pemuda yang baru dikenalnya, yang datang karena mengaku mencintaiku. Orang-orang bilang, ayahku galak. Akankah nanti ini dia juga akan galak? Akan diinterogasikah pemuda itu? Percayakah ia pada pemuda itu untuk menyerahkan putrinya ini padanya? Ah, terlalu jauh pikiranku. Tidak. Aku hanya perlu merasa lega bahwa ayah akan mampu bersikap baik padanya, dan begitupun sebaliknya, semoga pemuda itu dapat bersikap baik pada ayahku.  Saat itu, aku sedang di rumah, membantu ibu yang sedang memasak. Ayah pergi check up di kantor. Sementara pemuda itu sedang perjalanan menuju ke rumahTiba-tiba saja, hp ku berbunyi. Hp ibu juga.

Message dari ayah. Kukuh ternyata datang naik bis. Siapa mau ikut jemput?

Aku tersenyum geli.  Semoga ini sinyal baik dari ayah. Ayah jemput sendiri aja ya, kita nggak ikut. Biar nanti salah bawa orang. Hehe.  Send.

Nanti ayah bawa plang ‘KUKUH’, kalo salah bawa orang, nanti kan ada yang marah. :b
Aiih..Si Ayah nih..^__^

Tidak lama kemudian, ayah pulang ke rumah. Rupanya ayah khawatir, sebab sudah 2 jam lebih kami menunggu , Mas Kukuh belum sampai juga. Padahal perkiraan, 2 jam harusnya sudah sampai.  Ayah menelepon Mas Kukuh, dan ternyata dia salah naik jurusan bis. Tujuannya memang betul, bisa ke Cilacap, tapi yang lewat Wangon, jadi muternya jauh sekali. Sampai pada keputusan, janjian bertemu di Alfamart depan bandara. 

Aku duduk di tangga Alfamart, sementara ayah berdiri, menyaksikan lelaki paruh baya itu sibuk menatap ke tepi jalan, terutama ketika ada bis yang lewat. Ada gurat khawatir yang selalu ada di keningnya setiap kali resah akan sesuatu. Dan aku melihatnya saat itu. Dan aku suka, ^__^

“Mbak, coba di sms lagi, mbok kelewatan. Tanya, sudah sampai mana. Bilang, alfamart yang ada mobil abu-abu silver”, kata ayah sambil tetap pandangannya tak lepas dari tepi jalan. 

“Hmm? Yaa..”, kataku sambil tak bergeming. Tidak juga ku sms. Sebab aku tau, kalau ku sms, bisa-bisa nanti Mas Kukuh jadi melihat hp dan lengah melihat jalan. Sebenarnya informasi untuk turun di depan alfamart bandara itu sudah cukup. Hanya saja, ayah tampaknya terlalu khawatir. Biar saja.Aku memeluk kaki, tersenyum geli, ayahku lucu juga. Hihi

Tidak lama kemudian, ada bis berhenti di tepi jalan. Aku mengangkat daguku yang daritadi kutumpukan di lututku ketika melihat seorang pemuda memakai polo shirt hitam, celana gunung warna krem dan menyampirkan ransel di salah satu bahunya  turun dari bis. Sontak, senyumku merekah. Dan ayah yang memang sudah awas dari tadi, langsung berkata,”Itu ya mbak?”.

Aku mengangguk dan kemudian melambaikan tangan ke arah pemuda yang dulu sempat menjadi asisten laboratorium tempat aku praktikum sewaktu semester dua. Pemuda itu balas melambaikan tangan padaku sambil memamerkan lesungpipitnya karena tersenyum lebar. Lambaian itu memang untukku, tapi aku tau senyuman itu jelas bukan untukku. Sebab, sembari tersenyum, ia menatap ayah dan berjalan pelan mendekatinya. Kulihat, ayahku juga tersenyum sama lebarnya dengan dia, sampai membuat kulit wajahnya tertarik, hilang sudah kerutan kekhawatiran yang tadi kulihat di keningnya. Mereka lalu saling berjabat tangan. 

“Assalamualaikum!”, kata Mas Kukuh.

“Waalaikumsalam”, sahut ayah, sambil tetap menjabat tangan lawan bicaranya. Aku bangkit dari dudukku dan mendekat ke mobil.

“Pantesan lama, ternyata naik bisa itu to..”, kata ayah sambil berjalan ke arah mobil dan memencet tombol buka kunci pintu mobil.

“Iya, pak. Habisnya saya nggak tau. Kirain semua bis ke cilacap, sama aja. “, kata mas kukuh sambil terkekeh pelan.

“beda-beda, jalurnya beda-beda. Pantesan lama, wong lewat wangon”, sahut ayah.

Aku membuka pintu mobil , duduk di belakang. Sementara ayah dan mas kukuh duduk di depan.

“Jadi tadi itu judulnya salah naik bis ya Pak? Hehehe”

“Iya. Hahahaha”

Selanjutnya, yang terjadi adalah perbincangan ringan antara mereka berdua yang sama sekali tidak melibatkan saya di dalamnya. Membicarakan segala hal yang dilihat di sepanjang perjalanan. Juga tentang kenek bis yang menjawab tidak tahu apakah bis nya akan lewat depan bandara. 

Tidak sampai 10 menit, kami sampai di depan rumah. Disambut oleh ibuku, yang sedang menata menu makan siang yang baru selesai dimasaknya; sup daging , sambal dan ayam goreng. Setelah shalat dhuhur, ibu mempersilakan mereka untuk makan duluan. Jadi, sementara mereka makan berdua di meja makan, aku dan ibu menonton TV di ruang tengah. Sebenarnya nggak fokus lihat acara TV juga sih, sebab ternyata kami lebih penasaran dengan apa yang sedang mereka obrolkan daripada menyaksikan dokumenter Nat Geo Wild di televisi. Bagaimana tidak? Mereka mengobrol dengan tak jarang diselingi tawa ayah, bergantian dengan tawa mas kukuh. 

Selesai mereka makan, ayah mengajak mas kukuh berjalan-jalan  ke halaman belakang. Sementara itu, saya membereskan piring sisa makan mereka dan mencucinya di dapur. Selesai mencuci, saya kembali ke ruang tengah,menghampiri ibu sambil melirik ke halaman belakang. Mereka berdua sedang menatap salah satu pohon mangga yang ada di halaman rumah. Dengan buah markisa di tangan, ayah bercerita tentang sesuatu yang sepertinya membuat mas kukuh jadi tertawa. “Haissshhh ngobrolin apa lagi mereka bu? Kayaknya seru amat ya?”, celetukku akhirnya. Ibu tertawa.

“Enggak tau tuh Mbak. Padahal baru kenal, ya! Yah..yang mau disampaikan jangan-jangan gak jadi tersampaikan, tuh. hihi”, ujar ibu sambil tertawa. Aku menoleh ke arah ibu, dan mau tidak mau jadi ikut tertawa. Alhamdulillah..lancar....^__^

Aku terus menyaksikan dari balik teralis jendela. Ada rasa hangat yang tiba-tiba menyelip  di hati. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, akan ada seorang pemuda yang mungkin juga akan menyayangiku sama seperti ayah menyayangiku, berdiri bersisian, membincangkan banyak hal di halaman belakang rumah.  Dengan aku yang memandang punggung keduanya dari balik jendela. Bila melihat langit siang itu rasanya sungguh berbeda. Kedua ujung bibir ku tertarik perlahan, mengiringi lamunanku yang melambung sembari menatap indahnya ‘pemandangan’ di hadapanku.

“Eh Mbak, mas kukuh rapihan ya? Dulu pas pertama kali ibu kenal dia,ketemu di rumah sakit pas dia sama temeng-temen kampus mu jengukin adik sakit kan dia agak gondrong?”, tanya ibu.

“haaaa..iya ya?”, aku terkekeh pelan. Itu jaman kapan yak? Jaman pas dia masih kuliah, kan sekarang dia udah kerja.

“Laper ah,ngapain juga nungguin mereka ngobrol. Yuk Bu, makan juga? Kuambilin”, kataku sambil berdiri dan berjalan menuju dapur, lalu makan di ruang tengah dengan ibuku. Minuman markisa buatan sendiri menemani makan siang kami berdua. Cangkir tambahan kami siapkan, untuk ayah dan mas kukuh yang ternyata sudah selesai mengobrol di belakang rumah. Kini, bergabung bersama kami di ruang tengah. Makanku sudah hampir selesai, ketika mas kukuh membuka percakapan yang cukup membuatku harus mengunyah dan menelan makanan dengan lebih hati-hati. Sebab, salah salah, aku bisa tersedak.

“Ada yang ingin saya sampaikan, Pak. Terkait dengan kedatangan saya ke sini”, mas kukuh membuka percakapan. 

“Mi, tolong umi ambilin remot TV mi”, kata ayah sambil menunjuk remot di dekat ibu. Ibu mengambilkan dan setelah remot beralih ke tangan ayah, ayah menekan tombol mute.

Suasana hening sejenak. Aku yang tadi lumayan gak kesepian karena mendengar narasi film dokumenter NGC di TV jadi hanya bisa menatap gambar di TV. Gambar yang bergerak-gerak dan sama sekali jadi tidak lucu. Aku jadi fokus ke sisa-sisa nasi yang ada di piringku. Aktivitasku jadi low motion. Entah kenapa, jadi aku yang gugup. Ugh!

“Pertama, saya ingin menyampaikan bahwa tujuan saya datang ke sini adalah untuk bersilaturahmi dengan Bapak dan Ibu. Karena sebelumnya saya belum pernah bertemu. Dan yang kedua, saya sudah lama mengenal aini. Sudah 2 tahun ya?”. Kata pemuda yang terpaut jarak usia 4 tahun di atas ku itu sambil menoleh ke arahku.

“mmm.. ya. Selama kuliah”, jawabku sambil mencoba tersenyum. Aku duduk tak jauh di sampingnya. Kami duduk melingkar. Sebelah kananku , mungkin jarak setengah meter itu mas kukuh. Di sebelah kiriku, ada ibu ku. Dan di antara ibu dan mas kukuh ada ayah. 

“ Selama saya mengenal aini, saya merasa termotivasi untuk selalu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik. Terutama tentang urusan agama. Tidak tau kenapa, dia bisa membuat perubahan dalam diri saya. Ya maklum, pak..dulu saya sekolah SMP dan SMA di sekolah biasa, yang pengetahuan agamanya kurang. Dan setelah bertemu dengan aini, saya banyak belajar darinya”

Aku terdiam. Semua yang dikatakannya itu tentangku. Ya, tentangku. Dia mengungkapkan apa yang ada di hatinya tentangku pada ayah. Sesuatu yang kudengar tentangku itu mampu membuat hatiku menghangat seketika. Tiba-tiba saja, terpikir di kepalaku, bagaimana dengan ayah? Apakah dia menyukai deskripsi pemuda di hadapanku tentang putrinya ini? Tanpa kusadari, senyum tipis ku serta merta terukir. Senyum yang juga hangat dari mataku, walau yang kutatap hanya lah sebuah piring kosong di tanganku. .

“ Oleh karena itu, jika bapak meridhai, saya ingin  meminang putri bapak. Dan jika bapak meridhai juga, pesan bapak saya, jika saya diizinkan saya berencana membawa bapak dan ibu saya sekalian untuk datang silaturahmi ke sini minggu depan”

Kulihat Ayah mengangguk-ngangguk. 

“Jadi begini, mas kukuh.. Saya pribadi tidak bisa menghalang-halangi jika waktunya memang sudah tiba.  Saya sebagai seorang ayah, sudah membekali putri saya ini dengan bekal ilmu tidak hanya ilmu dunia saja tetapi juga ilmu akhirat. Harapannya, ketika tiba saat ada yang akan meminang aini, kelak orang tersebut adalah orang yang tepat, yang juga bisa membawa anak saya tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Otomatis, harus tau ilmunya. Ini kita bicara soal estafet amanah seorang ayah terhadap anaknya. Jadi, maka dari itu saya ngirimi mas kukuh buku shirah nabawi untuk dibaca kan? “, jelas ayah. Mendengar semua itu, aku hanya bisa menatapnya lembut penuh kekaguman. 

“ iya pak, tapi baru baca sampai bab uhud. Hehe”, jawab Mas Kukuh.

“nah itu adalah salah satu bekal supaya kita mengenal betul siapa rasulullah, dan bagaimana kehidupannya, bagaimana sahabat-sahabatnya. Sekarang banyak orang yang mengaku beragama islam dan mengaku cinta rasulullah. Tetapi mereka sebenarnya hanya asal bicara saja sebab nyatanya mereka tidak mengenal siapa rasulullah. Seperti apa kehidupannya, dll. Jadi itu, tolong buku tetap dibaca. Gak Cuma mas kukuh aja yang saya suruh baca. Teman kantor saya yang mau pergi haji aja saya tanya dulu,”kamu mau pergi haji? Mau ke makam rasulullah. Udah baca sirah belum?”. Dia bilang, belum pak. Ya buat apa pergi ke mekkah, ke makam rasul,tapi nggak tau apa-apa tentang itu? Saya langsung suruh dia baca sirah dulu, kalo dia nggak punya tadinya saya mau pinjemin buku saya tapi udah keburu dikirim ke mas kukuh”

Kini, kulihat Mas kukuh yang mengangguk-ngangguk .

“ Lalu yang kedua, brarti ini tentang khitbah ya? Bagi orang awam, mungkin kl ada lamaran masuk setelah ada yang melamar itu kadang tidak apa2. Tapi bagi saya, menurut islam itu tidak bisa begitu. Jadi memang , jika ini saya terima berarti tandanya setelah ini nggak ada yang bisa melamar aini lagi. Ya itu sih kembali pada aini. Aini nya mau atau engggak”

Dan tiba2 semua orang memandang ke arahku. Aku menunduk, menelan ludah. Pelan, kubilang,”manut. .”, tak ayal, sambil tersenyum pula aku rupanya. Mungkin ibu tersenyum, ayah tertawa, mas kukuh juga mungkin sedang memandang ke arahku, aku tak tau. Sebab, aku menunduk. Hanya tersenyum malu kepada piring yang kupegang di tangan. Saat ini, Cuma itu peganganku satu-satunya. Sepertinya, dia juga yang paling tau apa yang kurasakan sekarang. Hihi.

“Aini itu anaknya mandiri. Walaupun kayaknya saya itu galak, tapi kalau di luar dan udah sama Aini, pokoknya dia yang galakin saya. Jadi, ati-ati lho..”, kata ayah sambil tertawa. Aku juga jadi ikut tertawa.

“ Tentang bapak dan ibu mau ke rumah minggu depan juga silakan saja. Atau kita saja yang ke sana juga nggak apa apa”

“ Iyo nggak enak tho yo..”,ujar ibu. 

“ bapak saya saja yang ke sini, Pak..pesannya begitu. Tadi malah bapak pingin bicara sama bapak di telpon. Atau nanti saja pas ketemu juga nggak apa-apa katanya”

“oh. Ngobrolnya nanti saja pas ketemu. Nggak enak kalau di telepon. Ya sudah, bapak sama ibu yang mau ke sini juga nggak apa-apa sebenarnya,Cuma saya takutnya nanti repot lagi, nyasar lagi kan malah repot”

“oh, nggak pak, insya Allah enggak. Kan saya sudah pernah ke sini”

“ Oh, iya pak. Trus ada pesan dari bapak saya juga, saya disuruh bertanya terlebih dahulu ke bapak. Kalau misal akadnya 6 bulan lagi yaitu di cuti kedua saya, apakah bapak tidak keberatan? Kalau keberatan krn mungkin terlalu lama jeda dari lamaran ke akadnya, nanti mungkin lamarannya sekalian di cuti kedua saja. Jadi saya ambil cuti nya nanti agak lama, jadi bisa untuk lamaran dan tidak lama kemudian akad nya”

“oh, kalau itu..saya tidak keberatan kok. Toh mas kukuh dan aini berjauhan jaraknya. Dalam artian, nggak satu pulau. Jadi interaksinya juga terbatas, aman. Saya akan keberatan kalau  mas kukuh kerjanya di jawa. Sebab interaksi juga diperhitungkan, kalau ada di satu pulau pasti kan beda cerita. Jadi, nggak apa-apa kalo lamarannya di cuti yang sekarang ini, monggo aja kalo orangtuan mau datang kemari minggu depan. Akad nya 6 bulan kemudian, kami sih nggak keberatan ya bu ya?”

“iya”, jawab ibu singkat. Kau tau rasanya jadi aku? Rasanya, nggak ada. Alias mati rasa. Apalagi ketika menyebut ‘6 bulan’. Dulu, menyebut 6 bulan itu rasanya artinya adalah jangka waktu yang lama sekali.  Tapi kali ini terdengar singkat. Ya, bagiku, 6 bulan adalah waktu yang singkat. Tak akan seberapa lama lago. Aku tergugu. Mungkin jadi mati rasa, lupa kalau piring ada di tanganku. Aku menggerakkan jari tanpa dapat kukontrol. Crang crang!! Tepian piring sukses terjatuh menyentuh lantai. Semua memang  langsung menatap ke arahku, namun hanya sebentar. Untung segera kuraih lagi piring kaca itu, kalau tidak, aku akan sukses 100% menjatuhkannya dan pasti aku akan membuat kekacauan yang lebih parah dari ini. Piring pecah,kayak di sinetron2, lalu acaranya jadi mberes-mberesin pecahan piring, dan aku akan diinterogasi apakah aku gugup, kenapa gugup dan seterusnya dan seterusnya  =__=

“ Alhamduliah,. Nah, trus pak. Rencana bapak saya mau ke sini tanggal 3. Itu hari minggu, dan selasanya kebetulan kan tanggal merah tahun baru hijriyah, jadi kakak kakak saya rencananya bisa pulang. Mau ikut datang ke sini”

” Oh. Ya . ya, boleh boleh. Tanggal 3 boleh. Malah bagus karena itu hari minggu. Oh mas kukuh berapa bersaudara? Kakak –kakaknya ada di mana sekarang?”

“saya anak terakhir, pak. Kakak ada 4, kerja di luar pulau jawa. Ini maklum ya pak,kakak kakak saya belum pernah ketemu dan liat aini, jadi pada mau datang semua rencananya. Pas tanggal merah juga, seninnya kan hari kejepit”

“ hahaha. Ya, ya. Boleh-boleh..jadi nanti rame”

“ hahahaha. Ya, oke oke. Sudah? Ada lagi yang mau disampaikan?”

“ sudah, pak”

”nah, begitu! :D” 

Ah, sore yang indah. Tetap tidak menyangka, kau lah yang akhirnya bisa sampai di rumahku. Kau. Ya, kau. ^___^

Senin, 04 November 2013

3112013 juga

gimana rasanya waktu itu, ntar ceritanya menyusul. hihi
di hari itu, aku mati rasa kayaknya >___<

sahabatku, oci. ada ada aja. minta foto bareng sama parselnya biar ada bukti kalo dia dateng ke acara ini. hahaha ^^
ini enak. hahaha
yang ini apalagi . yummyyyy..




03112013